Miliaran, Perputaran Uang di Helaran Seni Budaya Bogor

Palapanews.com- Suguhan Helaran Seni Budaya dan Mobil Hias dalam puncak perayaan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-536 sukses digelar, Minggu (12/8/2018). Ribuan orang tampak menyemut menyaksikan ajang pelestarian kesenian dan kebudayaan tradisional Jawa Barat itu yang dipusatkan di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bogor.

Tidak sekadar memberikan hiburan bagi masyarakat, hajat tahunan ini juga rupanya mampu menggerakan roda perekonomian warga. Mulai dari Pedagang Kaki Lima (PKL) hingga sektor jasa perhotelan merasakan gairah ekonomi dari event ini. Tak tanggung-tanggung, diestimasi perputaran uang selama acara mampu tembus hingga miliaran Rupiah.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi, mengatakan bahwa penonton yang hadir dalam helaran yang mengusung tema ‘Ajang Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa’ ini sedikitnya mencapai 10.000 orang dan pengisi acaranya berjumlah 5.000 orang.

“Jika dilihat tadi antusias warga rasanya yang hadir lebih dari 10.000 orang. Tentunya ini sangat menggembirakan karena warga masih antusias ingin menyaksikan kesenian dan kebudayaan tradisional di tengah gempuran budaya asing,” ungkap Shahlan.

Ia menambahkan, tingginya minat warga menyaksikan event tahunan tersebut pun sangat berdampak kepada roda perekonomian di sekitar lokasi acara. “Misalnya estimasi setiap pengunjung atau wisatawan spending money sekitar Rp50.000 untuk jajan di sekitar lokasi acara. Itu saja sudah Rp500.000.000. Belum lagi yang belanja ke pusat oleh-oleh, penginapan, kuliner, jasa transportasi dan lain sebagainya, ya bisa sampai miliaran rupiah,” jelas dia.

Selain diisi oleh pelaku kesenian Kota Bogor, pihaknya juga mengundang sanggar dari Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi dan Kabupaten Bogor.

“Tujuan dari helaran ini selain bagian dari program pengelolaan keragaman budaya, juga tentunya kita berharap bisa meningkatkan wisatawan serta perputaran roda perekonomian warga,” katanya.

Dampak positif helaran seni budaya dirasakan juga oleh Royal Hotel. Penyedia jasa penginapan yang terletak di Jalan Juanda, Bogor Tengah, Kota Bogor itu sejak Jumat (10/8/2018) sudah mulai melayani tamu yang datang untuk menyaksikan helaran.

“Ya betul. Ada sejumlah tamu kami di akhir pekan ini yang bertanya seputar acara helaran. Misalnya, acara helarannya di mana, dari sini ke acara helaran naik apa, acaranya ada apa aja. Cukup baik dampaknya bagi kami. Mungkin hotel-hotel lain juga merasakan hal yang sama,” ungkap Public Relations Royal Hotel Arimbi Dewi Margono, Minggu (12/8/2018).

Ia menambahkan, selain berdampak bagi tingkat okupansi hotel, helaran seni dan budaya yang dikemas dalam rangka HJB itu sangat baik untuk menguatkan identitas Kota Bogor. “Semoga kemasannya selalu menarik setiap tahunnya dan pesertanya bisa tambah meriah. Karena kesenian dan kebudayaan harus dilestarikan dan kami siap dilibatkan untuk mendukung itu,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengungkapkan bahwa bukan tidak mungkin Helaran Seni Budaya dan Mobil Hias Kota Bogor ini bisa sejajar dengan event serupa di tingkat nasional seperti Jember Fashion Festival dan Banyuwangi Etno Carnival.

“Saya pikir tinggal publikasi dan sosialisasinya saja. Acara sebesar itu sebaiknya dimasukan menjadi materi atau konten promosi kepada hotel-hotel kami. Bisa juga dijadikan sebagai program paket,” kata Yuno.

Ia berharap agar helaran terus ada setiap tahunnya sebagai event kesenian dan kebudayaan terbesar di Kota Bogor sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke kota hujan. (hms/red)

Komentar Anda

comments