Palapa News- Sejak masuk pasar Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pekan kemarin, daging impor asal Australia tak banyak peminatnya. Bahkan pedagang daging sendiri, ada yang enggan memasarkan daging sapi tersebut.
“Saya kan ngga tau di sana (Australia) itu motongnya gimana. Sementara sebagai muslim, kita harus tahu apakah yang kita makan itu halal atau haram. Saya ragu kalau daging impor itu halal,” kata Wahyuni, warga Ciputat, Selasa (24/7/2013).
Yuni mengaku akan tetap mengonsumsi daging sapi lokal meski harganya Rp90 ribu per kilogram. Memang, diakuinya harga daging impor lebih murah dibandingkan daging sapi lokal.
“Tapi saya tetap membeli daging sapi lokal saja. Karena saya tahu proses motongnya di dekat Pasar Ciputat,” katanya.
Sementara H Subhki, pedagang daging di Pasar Ciputat mengaku dirinya tidak menjual daging impor asal Australia. Alasannya, karena diakuinya konsumen enggan membeli daging impor.
“Kurang laku. Memang sih lebih murah, tapi kalau engga laku yah ngapain dijual,” katanya.
Subhki juga mengaku, konsumen banyak yang mempertanyakan soal halal haram daging impor tersebut.
“Selain teksturnya yang banyak serat, banyak pembeli yang nanya, apa daging impor itu halal?” kata Subhki.
Terkait harga daging sapi, Subhki mengaku harganya masih stabil. Seperti sapi bali kualitas standar, diakuinya dijual dengan harga Rp80-85 ribu per kilogram. Untuk sapi super, diakuinya lebih mahal, yakni Rp90-95 ribu per kilogram.(awa)