Palapanews.com- Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) terus melancarkan upaya mengatasi banjir di sejumlah wilayah. Tahun anggaran 2023 ini ada sejumlah kegiatan yang ditarget rampung akhir Desember 2023.
Kepala DSDABMBK Kota Tangsel, Robbi Cahyadi mengatakan upaya pengendalian banjir di Kota Tangsel menjadi program berkelanjutan. Dari 38 titik banjir yang terdeteksi, menurutnya tersisa delapan titik yang rencananya akan masuk dalam program pengendalian banjir tahun anggaran 2024 mendatang.
“38 titik banjir di Tangsel yang terdeteksi, saat ini setelah program pengendalian banjir terus dilakukan, telah berkurang menjadi 8 titik. Untuk 8 titik banjir ini akan dituntaskan di tahun depan,” kata Robbi, belum lama ini.
Sejumlah program pengendalian banjir yang dilakukan, antara lain pelebaran sungai, peninggian turap sungai, pembuatan kolam retensi atau tandon, peninggian jembatan dan pembuatan Long Storage. Untuk pembangunan long storaeg atau penampung air ada di tiga titik, yakni di Perumahan Ciater Permai di Serpong, Perumahan Pondok Jagung di Serpong Utara dan Engram Gintung segmen Purnawarman.
Untuk pembangunan Kolam retensi atau Tandon berada di Perumahan Puri Sentosa Kecamatan Setu, Tandon Jalan SMK di Kecamatan Pondok Aren, Kolam retensi SMPN 24 Ciputat, Tandon Bukit Nusa Indah, Tandon Kelurahan Babakan di kecamatan Setu, dan Tandon di Kelurahan Sawah Lama. Hingga saat ini, total 20 tandon yang dibangun di Tangerang Selatan.
“Peninggian turap dan jembatan juga kami lakukan guna memperlancar aliran sungai selain menambah luas penampang sungai. Sehingga diharapkan banjir atau genangan yang lama ketika hujan mengguyur tak lagi terjadi,” kata Robbi seraya berharap dengan adanya sejumlah pembangunan tersebut, titik rawan banjir di wilayahnya terus berkurang.
Meski upaya pengendalian banjir di Tangsel merupakan tanggungjawab Pemerintah Kota melalui DSDABMBK, Robbi tetap berharap agar masyarakat juga turut terlibat langsung dalam prosesnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan masyarakat, kata Robbi, dengan turut berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan mereka dengan merawat infastruktur yang sudah dibangun.
“Yang menjadi salah satu persoalan dasar di suatu wilayah kenapa bisa terjadi banjir adalah pola hidup masyarakat yang tidak mementingkan dampak banjir, seperti membuang sampah dan mendirikan bangunan disepanjang garis sepadan sungai, yang jelas-jelas telah menyalahi aturan. Upaya pengendalian banjir ini adalah upaya kita semua, kami di DSDABMBK Tangsel bekerjasama dengan Perangkat Daerah lain dan masyarakat juga harus membantu menjaga daerahnya, karena upaya terakhir dari pengendalian banjir adalah perawatan rutin,” bebernya. (adv)