Memaknai Gaya Hidup Minimalis Jepang ala Fumio Sasaki Ada di Festival Ruang Tengah 2022

Palapanews.com – Gaya hidup minimalis telah banyak diikuti di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Melihat fenomena ini, penerbit Gramedia Pustaka Utama menghadirkan Fumio Sasaki, seorang praktisi hidup minimalis ala Jepang, ke Indonesia, secara daring.

Fumio Sasaki yang dikenal lewat bukunya Goodbye Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang dan Hello Habits dijadwalkan untuk mengisi sesi “Minimize Thing, Maximize Meaning” di festival literasi Ruang Tengah, pada Sabtu, 23 Juli 2022, mulai pukul 14.00 WIB.

“Saya hanya orang biasa seperti yang lain, mudah tertekan, tidak percaya diri, dan sering membandingkan diri dengan orang lain. Suatu hari saya memutuskan untuk mengubah gaya hidup, saya mulai mengurangi barang-barang yang saya miliki di apartemen,” ungkap Fumio Sasaki, dikutip dari buku Goodbye Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang.

“Ternyata, hal ini memberikan dampak besar pada hidup saya. Pikiran saya lebih damai, saya merasa lebih bebas. Tidak mudah merasa khawatir,” ucap Fumio Sasaki.

Dalam bukunya, Fumio Sasaki mengutip pernyataan Rabbi Hyman Schachtel tentang makna kepemilikan, bahwa kebahagiaan bukanlah memiliki apa yang diinginkan, melainkan menginginkan apa yang telah dimiliki. Konsep hidup minimalis sekaligus mengajarkannya untuk bersyukur atas apa yang ia punya dan mampu melepaskan apa yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Konsep ini membuatnya sadar penuh atas apa saja yang ia punyai.

Baca juga: Kue Tradisional Indonesia Resep Bakulan Toko Kue Sabine

Awalnya memang tak mudah bagi Fumio Sasaki yang sudah terbiasa hidup maksimalis hingga apartemennya terasa penuh. Tapi, ia memberanikan diri untuk mulai memilah-milah. Berat baginya yang sangat suka menyimpan barang, bahkan yang tidak penting sekalipun. Menurutnya, membeli barang yang paling keren, mahal, dan trendi adalah hal terbaik.

Di Indonesia kebiasaan seperti ini disimpulkan sebagai tanda kemakmuran. Terlebih didukung kecanggihan era modern yang mendukung budaya konsumerisme. “Rasa tidak bahagia timbul karena beban yang dibawa oleh semua barang-barang kita,”tegas Fumio Sasaki.

Dan benar, setelah mengeliminasi baju, buku, peralatan dapur, dan semua yang tak perlu, ia mengaku merasa lebih bahagia. Banyak beban yang terangkat, ia jadi terhindar dari keharusan membersihkan dan merawatnya.

Apartemennya pun jadi lebih bersih dan lapang. Bahkan, space yang biasanya penuh barang berubah lapang dan bisa digunakannya untuk berolahraga. Tentu hal ini membuatnya lebih bugar dan produktif di tempat kerja.

Baca juga : 50 Resep Hidangan Internasional Favorit ala @Justryandtaste

“Proses penulisan karya-karya Fumio Sasaki didasarkan pada pengalamannya dalam mengubah gaya hidup. Buku-bukunya telah menjadi bestseller internasional yang memberikan insight membangun kebiasaan baik pada orang lain,” ungkap Andi Tarigan, General Manager Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

“Kisah-kisahnya dalam menjalani hidup teratur membantu para pembacanya untuk memperoleh gambaran bagaimana mengambil langkah perubahan. Baginya, tidak ada istilah terlambat untuk memulai kebiasaan yang baik,” katanya lagi.

Selain Fumio Sasaki, masih ada penulis-penulis terkemuka Asia lain yang akan mengisi berbagai sesi di festival Ruang Tengah, sampai dengan 31 Juli mendatang. Pembaca dan pegiat literasi bisa memilih untuk mengikuti acara dengan hadir langsung di toko Gramedia Matraman ataupun bergabung secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting.

Tiket festival bisa dibeli melalui aplikasi Loket.com, GoTix dan MyValue. Program promosi untuk buku-buku yang diperbincangkan di Festival Ruang Tengah juga bisa didapatkan lewat tautan https://promo.gramedia.com/ruang-tengah-membacaasia/. (rls/bd)

Komentar Anda

comments