Cegah Hipertensi dengan Batasi Asupan Garam dan Rutin Cek Darah

Palapanews.com- Hipertensi merupakan penyakit metabolisme nomor 1 dengan jumlah penderita paling banyak di Indonesia dan terjadi pada kelompok usia produktif yaitu 31-44 tahun sebesar 31,6 persen, usia 45-54 tahun sebesar 45,3 persen dan usia 55-64 tahun sebesar 55,2 persen.

Hal ini berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) diperkirakan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen atau sekitar 63.309.620 orang di Indonesia terkena hipertensi.

Advisory Board Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, Prof. dr. Rully M.A. Roesli, Sp.PD-KGH, PhD mengatakan, hipertensi dapat dicegah dengan beberapa cara seperti menjalani pola makan sehat, membatasi asupan garam, serta rutin melakukan pengecekan tekanan darah.

“Faktanya, 29,7 persen orang Indonesia mengonsumsi makanan tinggi garam ≥1 kali per hari sehingga berisiko terkena hipertensi. Selain itu memperhatikan label makanan, memasak sendiri juga merupakan salah satu alternatif untuk mendukung pola makan sehat, termasuk pengendalian asupan garam,” ujarnya dalam kampanye #BeatHypertension 2022 yang digelar Tropicana Slim berkolaborasi dengan InaSH (Indonesian Society of Hypertension) dalam memperingati Hari Hipertensi Sedunia 2022 pada Selasa (17/5/2022) secara virtual.

Namun, hal ini tentunya bergantung pada jumlah dan jenis bahan yang digunakan, penggunaan saus dan kecap saat memasak perlu diperhatikan karena kandungan garam yang relatif tinggi pada saus dan kecap.

Selain itu, Tropicana Slim juga mengadakan festival kreasi menu makanan sehat yang diolah dengan menggunakan produk Tropicana Slim yang lebih rendah garam di salah satu e-commerce.

Sementara itu, Brand Manager Tropicana Slim, Noviana Hal mengatakan, hipertensi pada usia muda di Indonesia ini juga cukup mengkhawatirkan sehingga perlu adanya kesadaran untuk mencegahnya sejak dini.

Data American Heart Association Journals menyebutkan bahwa tingginya tekanan darah di usia muda sangat berbahaya karena diketahui berperan besar terhadap munculnya kasus penyakit jantung koroner, gagal jantung, serangan jantung, dan stroke pada usia lebih dini. (nad)

Komentar Anda

comments