Budi Sabarudin Terbitkan Buku “Si lidah Emas Dirampok Begal” Cetakan Kedua

Palapanews.com- Buku cetakan kedua ini diterbitkan Artbond Indonesia Raya, Bandung (2022).

Buku cetakan kedua perlu dilakukan karena cetakan pertama sudah habis dalam waktu singkat, yakni satu minggu sejak diterbitkan dan dijual ke publik dan masih ada puluhan pembeli yang rela menunggu cetakan kedua.

Untuk pembeli yang sudah transfer, mulai dikirim ke alamat masing-masing Kamis (24/3/2020)

Buku cetakan kedua ini tampil beda dengan cetakan pertama. Covernya dirancang baru. Lebih surealis, lebih elegan.

Ada sedikit perubahan dalam isi buku cetakan kedua, yakni ada dua puisi baru untuk mengganti dua puisi sebelumnya.

Alasan perubahan tersebut untuk penyegaran dan penyesuaian saja.

BUDI SAKIT STROKE KEDUA

Sekedar informasi buku Si Lidah Emas Dirampok Begal ini ditulis Budi ketika menderita sakit stroke yang kedua kalinya.

Buku tersebut berisi puisi, cerpen, dongeng, kisah keteladanan (inspiratif), dan esai pendek.

Lebih dari satu tahun, Budi sakit stroke yang kedua. Selama sakit stroke dan tinggal di rumah, Budi mengisi hari-harinya dengan menulis karya sastra, seperti puisi dan cerita pendek, atau dongeng dan esai.

MENULIS DENGAN SATU JARI TELUNJUK KANAN DI HANDPHONE

Diakui Budi, sangat tidak mudah menulis dalam keadaan sakit stroke. Budi menulis dengan satu jari telunjuk kanan, lantaran tangan sebelah kiri lemas dan kalau digerakkan tidak bisa fokus.

Budi sakit stroke pada bagian sebelah kiri, dan sampai saat ini pun belum sehat, masih dalam proses penyembuhan.

Ketika menulis, Budi pun harus menahan rasa kebas di kaki kiri, telapak tangan kiri, dan mata sebelah kiri serta mata yang kadang berair.

“Selain itu harus memperkuat mental menulisnya juga,” ujarnya.

Dalam keadaan sakit stroke, Budi tidak menunggu mood ketika akan menulis. Budi menulis di handphone.

“Kapan pun saya usahakan menulis. Setelah makan dan setelah salat subuh misalnya, atau ketika malam-malam, siang dan sore hari, saya usahakan menulis atau meneruskan tulisan yang belum rampung,” ucap Budi yang juga seorang Pendongeng Keliling Nusantara yang memiliki program sedekah dongeng keliling nusantara.

Sebagai pendongeng alternatif Budi sudah mendongeng keliling ke-8 provinsi, seperti Bali, NTB, NTT, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten dan Lampung.

Semua karya dalam buku itu saya cicil proses penulisannya. Misalnya, puisi dalam sehari, hanya satu sampai dua larik saja. Kalau cerpen, sehari bisa satu atsu dua paragraf saja,” ujarnya

HARGA Rp65 Ribu

Budi menjual bukunya Rp65 ribu. Harga itu belumm ongkos kirim. Budi berharap buku cetakan kedua ini bisa terjual habis, karena selama sakit stroke Budi tidak bekerja sehingga tidak memiliki pendapatan.

Sebelum sakit stroke Budi adalah jurnalis di beberapa media. Namun sejak sakit memilih jadi penulis dan membukukan karya-karyanya.

“Dalam kondisi sakit stroke, saya jualan buku saja supaya kewajiban saya membiayai keluarga bisa terus saya lakukan,” ungkap pria asal Desa Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini.

BIAYA ANAK KULIAH DI UPI BANDUNG

Apalagi Budi masih memiliki anak yang kini kuliah di FPMIPA UPI BANDUNG. Hal itu tentu saja membutuhkan biaya tak sedikit. Karena itu, Budi akan terus berjibaku menulis dan menjual buku untuk membiayai anaknya itu agar kuliahnya lancar dan sukses. (*)

Komentar Anda

comments