3 Pemuda Asal Tangsel Merdekakan Teman Tuli dari Perbedaan

Palapanews.com- Serona Coffee Bintaro, yang terletak di Emerald Club House, Jalan Jombang Raya, Parigi, Pondok Aren, Tangsel mempekerjakan para penyandang disabilitas tuli atau tunarungu, sesuai dengan slogan ‘Batas Kita Hanyalah Kata’.

Ditangan tiga pemuda asal Tangsel yakni Romadhonal Qodarul Akbar, Muhammad Fairuzzaki dan Nanda Azka Mulia inilah semua terwujud serta menunjukan untuk saling menghormati.

Salah satu founder Serona Coffee Bintaro, Romadhonal Qodarul Akbar menuturkan, berawal dari keinginan teman-temannya membuka usaha bisnis kafe dan mengajak teman disabilitas untuk bergabung.

“Tertuang ide membuka kafe karena saya salah satunya aktivis disabilitas, yang dari dulu ingin memberdayakan teman-teman disabilitas yang memang sulit mendapatkan pekerjaan. Bahkan untuk bersosialisasi pun susah,” katanya di lokasi, Rabu (29/9/2021).

Kemudian ketiga pemuda tersebut sepakat mendirikan kafe bernama Serona yang diambil dari kata Rona yang berarti sewarna tanpa membedakan keterbatasan. Dengan tujuan memberikan wadah bagi teman disabilitas dan memerdekakan teman-teman disabilitas untuk bisa berkreativitas serta berkarya.

“Di sini kita memberi kesempatan bagi mereka untuk berkarya dan menjual produk hasil karyanya. Seperti masker, kue dan kerajinan tangan lainnya,” imbuhnya

Sebanyak 60 persen pegawainya mulai dari koki, barista merupakan teman disabilitas tunarungu yang berada di Tangsel dan sekitarnya.

“Kita tergerak untuk menjadikan mereka merdeka bareng-bareng sama kita, sama rata dan tidak ada perbedaan. Istilahnya kita memanusiakan manusia dan 60 persen lebih disabilitas dengan standar yang sama. Kita open recruitment juga sama,” tandasnya.

Berlatar belakang sebagai dokter, Roma ingin nantinya para pengunjung juga bisa belajar menggunakan bahasa isyarat dan akan ditempelkan abjad Bisindo atau huruf-huruf isyarat untuk berkomunikasi.

“Nextnya kita ingin masyarakat paham bahasa isyarat, kayak orang normal. Di sini kalau mau belajar juga welcome ada yang bantu untuk komunikasi. Rencana di tiap meja ada bahasa isyarat agar bisa duduk belajar bersama teman belajar bersama. Di sini tidak boleh ada yang merundung,” tuturnya.

Serona Coffee Bintaro juga menjadi wadah bagi komunitas tuli untuk bisa bertukar gagasan dan ide-ide yang mereka punya.

“Serona juga menjadi wadah beberapa komunitas tuli di mana mereka disambut baik dan tidak boleh ada pengunjung yang merundung dan kesamaan di sini diutamakan,” tutup Roma. (nad)

Komentar Anda

comments