Palapanews.com- Vaping atau merokok dengan rokok elektrik (vape) makin tidak dianjurkan oleh para ahli. Terlebih, para ahli kembali mengingatkan bahwa vaping dalam waktu tiga bulan bisa memicu kanker dan penyakit gusi.
Disebutkan, cairan dari rokok elektronik yang dipanaskan itu memiliki tekanan kuat dan membuat mikroba yang ada di mulut semakin berkembang.
Jika vaping terus berlanjut lebih dari empat bulan, bisa menimbulkan dampak yang lebih buruk. Bahkan Profesor Purnima Kumar dari The Ohio State University mengklaim, bahwa vaping sama sekali tidak mengurangi bahaya dari merokok.
“Vaping kaya akan patogen. Meskipun kamu berhenti merokok dan beralih ke vaping, itu tidak akan memberikan kebaikan apapun,” jelasnya dikutip dari detik.com, Jumat (29/5/2020)
“Aku tidak mengatakan nikotin itu baik untuk tubuhmu. Tetapi tanpa nikotin pun (vaping) membuat bakteri berkembang pesat hingga menetap di dalam tubuh,” imbuhnya.
Prof Kumar berharap, dengan adanya penelitian ini bisa mendorong adanya peningkatan kebijakan dalam menangani masalah vaping. Selain itu, pembuat kebijakan juga semakin mengetahui tentang kerugian dari vaping. (red)
