Mudik saat Pandemi Corona Berbahaya, Ini Sebabnya

Palapanews.com- Menjelang bulan puasa dan libur lebaran, pemerintah RI mengimbau masyarakat agar tidak mudik saat pandemi COVID-19 masih berlangsung. Langkah ini ditempuh untuk mencegah penyebaran COVID-19 ke berbagai wilayah di Indonesia, terutama wilayah dengan akses fasilitas kesehatan yang masih terbatas.

Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia kini telah mencapai 7.418 jiwa. Angka ini dapat meningkat apabila masyarakat tidak menerapkan pembatasan jarak, termasuk dengan tidak mudik saat wabah COVID-19 di Tanah Air belum mencapai puncaknya. Terlebih lagi, jumlah total orang yang terinfeksi tidak bisa diketahui secara pasti.

Apa bahayanya bila Anda mudik saat pandemi COVID-19?

Aktivitas mudik sudah menjadi tradisi yang lekat dengan masyarakat Indonesia. Setiap tahun saat musim mudik, puluhan ribu orang berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya untuk berkumpul dengan keluarga besar dan meramaikan hari raya.

Namun, libur lebaran tahun ini tampaknya akan jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Alih-alih melepas kangen dengan kampung halaman, aktivitas mudik saat pandemi COVID-19 justru dapat membawa bahaya bagi diri sendiri dan keluarga.

COVID-19 menular dengan amat cepat. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa laju transmisi COVID-19 mencapai 2,5. Artinya, satu orang pasien positif dapat menginfeksi setidaknya dua orang yang sehat.

Ketika mudik, Anda terpapar ratusan hingga ribuan orang selama perjalanan. Jumlah orang yang berdekatan dengan Anda tentu lebih banyak lagi jika Anda menggunakan transportasi umum seperti kereta api, bus, kapal laut, ataupun pesawat terbang.

Anda pun tidak hanya berdekatan dengan sesama pemudik, tapi juga penjaja makanan, petugas tiket, dan sebagainya. Anda tidak bisa mengenali siapa yang positif COVID-19 dan yang tidak. Bahkan, pasien positif pun mungkin tidak sadar terjangkit COVID-19 karena tidak menunjukkan gejala.

Anda juga bisa tertular COVID-19 jika menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan. Virus bisa menempel pada fasilitas umum, pintu kendaraan, atau benda lain yang Anda temui selama perjalanan.

Kini bayangkan apabila seseorang tertular COVID-19 saat mudik. Orang tersebut, atau bahkan Anda sendiri, dapat melanjutkan penyebaran ke belasan hingga ratusan orang. Mereka yang tertular tanpa sadar akan membawa COVID-19 ke kampung halamannya.

Anda bisa jadi sudah terpapar virus tanpa menyadarinya, entah di kota asal ataupun selama perjalanan. Di kampung halaman, orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah orangtua Anda, sanak saudara, serta seluruh warga yang belum tentu memiliki akses mudah terhadap fasilitas kesehatan. (*)

Sumber: Hellosehat

Komentar Anda

comments