Penerbangan Internasional Lesu, Menteri BUMN Datangi Bandara Soetta

Palapanews.com- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir mendatangi Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Kehadiran Erick di bandara tersebut lantaran efek domino dari wabah corona yang berdampak di sisi ekonomi terutama penerbangan internasional di Indonesia.

Pasalnya, terjadi perosotan atau kerugian dampak dari penutupan beberapa penerbangan internasional. Penutupan penerbangan internasional tersebut buntut dari virus corona, seperti penerbangan langsung dari dan ke Cina yang sudah ditegah dari Bandara Soekarno-Hatta sejak 5 Februari 2020.

“Hari ini oportuniti itu tidak bisa dianggap maksimal, apalagi kita tahu turis yang terbesar itu ada Cina, Jepang, Korea pasti akan menurun,” ujar Erick di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu, 11 Maret 2020.

Erick mengatakan jika kerugian bukan hanya di Indonesia saja atau bersifat global. Sebab, lanjutnya beberapa negara sudah mengalokasikan beberapa anggarannya untuk menutupi kerugian di sektor usaha domestik.

“Semua negara pasti melakukan hal yang sama, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi lebih stabil. Kalau dilihat pasti pertumbuhan ekonomi secara global akan menurun, tapi gimana caranya kita menstabilkan,” jelasnya.

Kementerian BUMN pun hingga saat ini mencoba untuk menstabilkan pasokan pangan, kebutuhan makanan, dan beberapa kebutuhan penting lainnya selama epidemik virus corona.

Erick menuturkan, pihaknya juga telah menggandeng pihak swasta untuk sama-sama memerangi penurunan ekonomi dampak dari virus corona untuk menjaga kestabilan Indonesia.

“Kita juga harus memastikan dalam kondisi ekonomi seperti ini kepastian bekerja tetap kita jaga. Saya rasa teman-teman swasta yang hari ini kalau mau hanya berfikir kepentingan pribadi mereka juga sudah lay off,” katanya.

Sementara, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengakui, terdapat penurunan yang terjadi pada penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta sejak virus corona. Namun, ia menambahkan, hal itu tidak signifikan, lantaran sebanyak 75 persen penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta didominasi domestik, sementara hanya 25 persen yang internasional.

“Kalau dibilang turun (penerbangan internasional) ya turun jelas kan ada penutupan. Tapi itu semua ketutup karena kekuatan penerbangan domestik kita masih sangat besar. Bisa dicek sendiri di Terminal 1 dan 2,” kata Awaluddin.

Awaluddin belum bisa memastikan berapa kerugian yang terjadi karena adanya penurunan di penerbangan interasional. Hal itu lantaran adanya sokongan dari pendapatan non-aero yang menyumbang revenue atau pendapatan sebanyak 48 persen.

“Non-aero kita peluang cukup tinggi, data non-aero tumbuh lima persen. jadi ini yang kita cari upaya kita. kontribusinya non-aero 48 persen,” jelasnya.(rik)

Komentar Anda

comments