Palapanews.com- Kondisi gatal pada tubuh wajar dan sering terjadi pada siapa pun. Mungkin Anda sering menganggap remeh kondisi ini. Namun, bila gatal muncul disertai terbentuknya benjolan dan berair, bisa jadi ada penyakit lain yang mendasarinya. Kondisi apa saja yang menyebabkan kulit gatal dan berair? Simak ulasannya berikut ini.
Penyebab kulit gatal dan berair
Dilansir dari Live Strong, ada beberapa kondisi yang menyebabkan kulit gatal dan berair. Sebenarnya untuk mengetahui secara pasti penyakit atau kondisi yang Anda miliki, cara terbaiknya adalah dengan langsung periksa ke dokter. Akan tetapi, Anda mungkin saja mencurigai lima penyebab berikut ini.
1. Impetigo (infeksi bakteri)
Impetigo adalah infeksi bakteri yang umum terjadi pada lapisan kulit terluar (epidermis). Bakteri penyebab impetigo adalah jenis Streptococcus dan Staphylococcus yang sering kali masuk ke pori-pori kulit. Kondisi ini rentan terjadi pada bayi dan anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terkena impetigo bila kondisi kulitnya sensitif. Lepuhan kulit akibat impetigo bisa muncul di wajah, lengan, atau kaki.
Gejala impetigo meliputi munculnya titik merah, yang melepuh, dan terasa gatal. Bila terkena gesekan akibat garukan, lepuhan ini akan pecah dan mengeluarkan air. Cairan tersebut bila mengenai kulit lainnya akan menular. Oleh karena itu, kondisi ini bisa menular melalui pakaian, handuk, seprai, dan benda pribadi lainnya.
Menggaruk lepuhan juga bisa menyebarkan impetigo ke bagian tubuh lainnya. Untuk menghentikan penyebaran infeksi, biasanya dokter akan memberikan salep antibiotik atau obat antibiotik yang diminum, dan akan sembuh dalam waktu dua minggu.
2. Dermatitis kontak alergi
Kondisi ini merupakan reaksi kulit yang terkena suatu zat alergen. Misalnya nikel, bahan pewangi, karet, dan zat alergen lainnya. Biasanya kulit akan terasa gatal setelah beberapa saat setelah kulit terkena zat tersebut. Kemudian, akan terbentuk lentingan yang bila terus digaruk akan pecah dan mengeluarkan air.
3. Dermatitis kontak iritan
Kondisi ini terjadi bukan karena alergi, tetapi lebih kepada zat-zat kimia beracun yang terkena pada kulit. Awalnya kulit akan merah membengkak, disertai rasa gatal. Bila terus digaruk dan pecah akan mengeluarkan cairan dan kulit terkelupas. Bila peradangan terus terjadi, ini akan menyebabkan keretakan kulit. Salep steroid atau krim topikal biasanya diberikan oleh dokter untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat iritasi tersebut.
4. Virus herpes simpleks
Virus ini umumnya menginfeksi permukaan kulit yang lembap. Awalnya muncul rasa gatal, disertai kesemutan atau terbakar di areal lokal kulit yang menandakan munculnya penyakit. Setelah digaruk, akan muncul lentingan yang berisi cairan. Bila pecah, cairan tersebut akan terus menular ke bagian kulit lainnya yang terkena.
Meskipun penyakit ini bertahan seumur hidup, obat antiviral akan menurunkan jumlah lentingan dan keparahan gejala. Virus ini bisa berkembang dan menjadi herpes genital.
5. Cacar air dan herpes zoster
Kondisi ini memang dikenal dengan gejalanya yang menyebabkan munculnya bintik merah kecil yang berbentuk benjolan, terasa gatal, dan apabila pecah akan keluar cairan. Cacar akan mengering dan meninggalkan bekas luka.
Selain gejala tersebut, Anda mungkin merasakan demam dan sakit kepala. Benjolan tersebut akan muncul pada beberapa bagian tubuh Anda dan semakin banyak. Biasanya cacar lebih sering terjadi pada anak-anak.
Anda yang pernah mengalami cacar air tidak akan terkena penyakit ini di kemudian hari. Namun, virus bisa berkembang di sel-sel saraf Anda dalam beberapa tahun kemudian menjadi penyakit herpes zoster (cacar ular) saat sistem imun melemah. Keduanya disebabkan oleh virus yang sama, yaitu Varicella zoster. Kondisi ini bisa menyebabkan adanya benjolan kecil seperti cacar tapi disertai rasa perih di kulit.
Penyakit cacar sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin cacar. Agar cacar air tidak menular, sebaiknya mengurangi kontak fisik dengan pasien jika Anda belum pernah terkena penyakit ini. (*)
Sumber: Hellosehat