LIPI Kembangkan Metode Pengujian Produk Medis Elektronik

Palapanews.com- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan alat pengujian produk elektronik. Ini dilakukan seiring banyaknya produk media berbasis elektronik yang tingkat keamanannya belum terjamin.

Kepala Pusat Penelitian Teknologi Pengujian LIPI, Agus Fanar Syukri mengatakan metode uji elektronik menjadi penting untuk memastikan keamanan dan keandalan suatu produk elektronik. LIPI, melalui Pusat Penelitian Teknologi Pengujian mengembangkan metode pengujian untuk produk medis elektronik.

“Mengingat adanya faktor daya listrik dalam peralatan medis aspek-aspek penting mencakup keamanan perangkat, keselamatan pasien, dan keselamatan penyedia kesehatan pun perlu menjadi perhatian,” jelasnya di Puspitek, Selasa (3/9).

Metode pengujian elektronik yang dilakukan, menurut Agus meliputi ketahanan produk, keselamatan dan sertifikasi, serta program pengujian lingkungan.

“Dalam pengembangan teknologi pengujian produk elektronik, Pusat Penelitian Teknologi Pengujian LIPI terbagi dalam beberapa kelompok penelitian elektro medis, electromagnetic compatibility, energi dan lingkungan, serta kajian infrastruktur pengujian alat kesehatan elektronik,” ujarnya.

Kelompok penelitian elektro medis melakukan penelitian persyaratan kualitas keamanan dan performa standar produk kesehatan.

“Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain perbandingan sensor suhu pengujian inkubator bayi, pengembangan sistem uji tempat tidur rumah sakit, pengembangan simulator sinyal electrocardiograph, ketahanan EKG terhadap efek defibrilasi, wireless power transmission, dan multispectral imaging,” Agus menambahkan.

Sementara kelompok penelitian electromagnetic compatibility (EMC) melakukan penelitian terhadap gangguan elektromagnetik oleh saluran daya atau radiasi langsung yang bisa mempengaruhi kinerja komponen sistem lain atau lingkungan elektromagnetik di luar sistem. Tugas pokoknya adalah memeriksa keberadaan pancaran elektromagnetik suatu produk.

“Bila terjadi radiasi elektromagnetik dari sekitar kita, diperlukan fungsi untuk mereduksi efek dari perangkat elektronik yang memancarkan radiasi bagi manusia,” papar Agus.

Kelompok penelitian energi dan lingkungan berfokus pada efisiensi energi dan keselamatan peralatan rumah tangga.

“Permasalahan krisis energi listrik dan kasus korsleting listrik membutuhkan langkah strategis. Permasalahan tersebut dapat diantisipasi dengan adanya laboratorium pengujian terakreditasi dengan peralatan memadai, sistem dan metode uji, serta SDM yang andal,” jelas Agus.

Kelompok penelitian ini mengembangkan pemanfaatan DME (dimethyl eter) untuk bisa menggantikan LPG pada kompor gas. “Di beberapa negara sudah menggunakan DME, apalagi di Indonesia sumber untuk menghasilkan DME tinggi, sehingga ini cukup potensial,” jelasnya.

Sedangkan kelompok penelitan kajian infrastruktur pengujian alat kesehatan berbasis elektronik berkonsentrasi pada isu ketergantungan pengadaan alat kesehatan dari luar negeri. Minimnya laboratorium uji dan lembaga sertifikasi produk ( LSPro) di Indonesia menyebabkan kebanyakan alat kesehatan harus diuji di luar negeri sehingga devisa mengalir ke luar. Laboratorium uji LIPI saat ini tidak lagi mempunyai kewenangan menguji secara rutin dan laboratorium uji terakreditasi di perguruan tinggi terkendala dengan sumber daya karena tugas utamanya adalah pendidikan.

“Dengan kondisi ini, kita membutuhkan adanya tambahan lab uji & LSPro yang terakreditasi agar lndonesia mempunyai daya saing,” pungkas Agus. (jok)

Komentar Anda

comments