Pemerintah Gandeng Masyarakat Atasi Kekerasan Anak dan Perempuan

Palapanews.com- Maraknya kasus kekerasan kepada anak dan perempuan di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menggandeng seluruh lapisan masyarakat mengatasi permasalahan anak dan perempuan.

Tercatat di data yang didapat di 2016, terdapat 7.370 kasus kekerasan perempuan dan anak, 79 persen kekerasan dari jumlah itu dialami oleh perempuan dan sisanya dialami oleh anak-anak berusia 0-18 tahun.

Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PPPA, Indra Gunawan mengatakan, kasus kekerasan kepada perempuan dan anak-anak pun beragam mulai dari paedofillia, pelacuran, pornografi, KDRT, sodomi, dibunuh, dan banyak lagi. Lanjutnya, pihaknya pun menggandeng sejumlah unsur masyarakat Indonesia untuk bersama mengatasi permasalahan anak dan perempuan.

“Jadi kita berharap mereka juga membantu upaya-upaya pemberdayaan perempuan dan anak diberbagai isu perempuan dan anak khususnya yang ada di daerah. Karena mereka punya kontribusi yang besar tentunya dalam penanganan masalah perempuan dan anak,” ujar Indra di Kabupaten Tangerang, Rabu, 24 April 2019.

Unsur masyarakat yang dilibatkan pun berasal dari berbagai bidang seperti lembaga masyarakat, media, profesi dan dunia usaha yang tersebar di 34 provinsi.

Menurut Indra, nantinya dari beragam keahlian yang dimiliki berbagai unsur masyarakat tersebut dapat menekan jumlah kekerasan perempuan dan anak sesuai bidangnya.

“Kita juga terus mendorong agar temen-temen ini seusai dengan keahlian masing-masing turut terlibat, terutama dalam hal kekerasan pada perempuan dan anak. kita dorong untuk bersama-sama mengatasi berbagai permasalahan yang ada di daerah,” jelasnya.

Indra menjelaskan, menyongsong industri 4.0 yang serba digital, Kemen PPPA pun telah menyiapkan sebuah platform terkait perlindungan anak dan perempuan. Nantinya, ia menambahkan, platform tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat mengadu atau apa bila mengetahui adanya praktik kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Sebenarnya kita sudah punya model untuk pengumpulan datanya dan tentu saya rasa ini perlu kita kembangkan terus bagaimana aplikasinya atau platform-platform yang kita kembangkan untuk membantu mengatasi isu perempuan dan anak,” kata Indra.(rik)

Komentar Anda

comments