Isu Minimnya Pengunjung Mal Dibantah APPBI

Palapanews.com- Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Provinsi Banten menyangkal isu terkait minimnya pengunjung pusat perbelanjaan di wilayah Banten.

Minimnya pengunjung diduga lantaran maraknya perdagangan online atau e-commerce.

Ketua DPD APPBI Banten, Heru Nasution mengatakan, animo minat belanja di Banten kembali lagi ke belanja secara langsung atau berbelanja ke mal, pada sebelumnya sempat berpaling ke e-commerce. Dari data, lanjutnya, 95 persen shopaholic di Indonesia masih tetap memilih belanja lansung ke mal-mal.

“Kalau kita lihat e-commerce sendiri sekarang ini, yang saya lihat habis klik, mereka balik lagi ke mal, atau beli di online dengan mengambil di mal. Jadi cuma lihat barang aja dan reviewnya di online,” ujar Heru di Green Office Park BSD City, Kabupaten Tangerang, Minggu, 24 Februari 2019.

Menurut Heru, masyarakat masih menggemari berbelanja bertatapan langsung dengan barang yang hendak dibeli dan mencoba langsung barang itu. Itu sebabnya, Heru menambahkan, mal di Banten masih menunjukan taringnya di jaman serba online sekarang.

“Klik and beat semua balik ke mal, karena kalau beli kan mereka bisa lihat langsung, jadi sebenarnya pasar kita masih senang melihat dan mencoba dulu barangnya, ketika oke, baru dia beli,” kata Heru.

Meski begitu, dia mengaku masih ada sejumlah pusat belanja di Banten yang nyaris loyo dan sepi akan pengunjung dari tahun ke tahun.

Tapi, kata Heru, hal itu lebih disebabkan karena permasalahan tata kelola mal yang dianggap belum menyesuaikan permintaan pasar yang terus berubah.

“Mal yang enggak berhasil bukan karena online tapi karena manajemen. Justru sekarang di Indonesia 95 persen masih suka belanja offline,” jelasnya.

Heru berharap, pengelola mal untuk kreatif dan berinovasi dalam menjaring lebih banyak konsumen.

“Jadi jangan sampai bikin acara, acaranya ramai penuh, tapi penjualannya tidak berpengaruh, sepi. Jadi ini mesti dicari solusinya,” ucapnya.

Namun, menurut data yang ia dapatkan, saat ini alasan masyarakat berkunjung ke pusat perbelanjaan lantaran untuk menyaksikan layar film di sinema, bukan untuk berbelanja atau lain hal.

“Pertama itu ke cinema, tadinya saya kira kuliner, ternyata kuliner itu kedua. Sekarang ini orang ingin ke mal karena mau nonton. Jadi mal harus berinovasi membuat sesuatu yang lebih disenangi disukai masyarakat,” kata Heru.(rik)

Komentar Anda

comments