Palapanews.com- Sebanyak 21 warga Kota Tangerang terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) karena gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Kesemuanya terdata positif selama Januari 2019.
“Terdata selama Januari 2019, yang positif terkena ada 21 orang. Kesemuanya sudah selesai dirawat dari rumah sakit atau artinya sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Terbanyak berasal dari Kecamatan Benda,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi saat dikonfirmasi, Kamis, 24 Januari 2019.
Menurut Liza, saat ini wilayah Tangerang dan hampir di seluruh Indonesia memasuki musim hujun. Sehingga, lanjutnya, potensi penyebaran penyakit akibat nyamuk Aedes Aegepty ini meningkat.
Dalam kasus ini, ia menambahkan, terdapat beberapa macam kategori penderita DBD di Kota Tangerang, yakni, penderita yang disebut tersangka atau masih tahap baru mendapatkan gejala awal. Kemudian, orang yang hanya demam dengue dan terakhir pengisap demam DBD akut atau tingkat akhir.
“Makanya kita harus bedakan ketiganya. Untuk tersangka jumlahnya tidak dilaporkan. Kalau demam dengue penderitanya 57 orang, sedangkan DBD itu tadi 21 orang. Sementara untuk angka kematian dari kasus tersebut tidak ada,” kata Liza.
Saat ditanya terkait data penderita DBD dari tiga tahun terakhir, Liza menuturkan, angka kasusnya berubah-ubah. Ia menyebutkan, di tahun 2017 terdapat kasus yang besar sebanyak 27 penderita.
“Saya lagi tidak memegang datanya, karena sedang rapat. Yang pasti di 2017 ada 27 kasus, 2018 terdapat 1 kasus, dan 2019 ini ada 21 penderita,” ucapnya.
Liza menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masyarakat. Pihaknya pun mengingatkan masyarakat untuk menutup, menguras, menimbun, dan membersihkan (4 M).
“Kita juga telah menggerakkan satu rumah satu jumantik, menggerakkan jumantik sekolah, dan terobosan bulan gerakan bersama aksi pemberantasan sarang nyamuk melalui 4 M,” jelasnya.(rik)