Pengamat: Hadapi Media, Prabowo Pakai Strategi Donald Trump

Palapanews.com- Pengamat intelijen Surya Fermana mengungkapkan, langkah capres Prabowo Subiyanto yang memarahi media massa lantaran tidak memuat berita Reuni 212 Minggu (2/12/2018) lalu, dan klaim massa jutaan yang hadir dalam aksi di Monumen Nasional (Monas) itu persis apa yang dilakukan Presiden AS Donald Trump terhadap media massa di Amerika Serikat.

“Ini kan firehose of falsehood atau semburan pemadam kebakaran hoax. Ini langkah yang dilakukan Trump pada media Amerika,” kata Surya Fermana, di Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Menurut dia strategi yang dilakukan Prabowo salah langkah, kurang pas diterapkan di Indonesia. Alasannya, pola pikir masyarakat Indonesia sudah berubah dan lebih realistis.

Bisa jadi, lanjut Surya Fermana, media massa memang sengaja tidak mau menulis berita Reuni 212 karena peristiwa itu dianggap memang bukan sebuah bahan berita yang layak untuk diberitakan. Atau bisa jadi, media mengetahui adanya kamuflase dalam aksi itu, sehingga mereka memilih tidak masuk dalam lingkaran yang dibuat dalam aksi tersebut, tambah Surya.

Lucunya lagi, kata Surya, ada politik kebohongan yang dimunculkan dalam aksi Reuni 212 itu. Hampir semua kalangan mengatakan bahwa yang hadir dalam Reuni 212 itu mencapai lebih dari tujuh juta orang. Bahkan ada yang mengatakan yang datang 10 juta orang. Ini kan bohong.

“Jumlah warga Jakarta saja 12 juta orang, kalau yang datang di Reuni 212 itu 10 juta, ya gak mungkinlah,” tegas Surya.

Ia menggarisbawahi, politik kebohongan merusak bagian dari otak yang LOFC (lateral Orbital frontal cortex) sebuah wilayah di otak yang berfungsi menyaring informasi secara kompleks.

“Kalau otaknya sudah dirusak dengan isu-isu yang sifatnya murahan, recehan, yang kemudian membuat orang malas berpikir rumit, berpikir kompleks, menyaring mana yang benar dan salah, maka informasi apa pun akan dibenarkan. Ini sangat berbahaya,” katanya. (red)

Komentar Anda

comments