Batan Terima Sertifikat Sistem Manajemen Terintegrasi

Palapanews.com- Bertepatan dengan puncak peringatan Hari Ulang Tahun yang ke-60, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menerima sertifikat sistem manajemen mutu, K3 (keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja) dan lingkungan dari PT Sucofindo di Graha Widya Bhakti, Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (5/12/2018).

Dengan diterimanya sertifikat tersebut menjadikan Batan sebagai satu-satunya instansi pemerintah yang berhasil mengintegrasikan ketiga sistem menajemennya. Yakni, mutu, K3 dan lingkungan menjadi satu sistem manajemen terintegrasi yakni Sistem Manajemen Batan.

Pelaksanaan sistem manajemen yang baik, menurut Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto merupakan bagian utama dalam mendukung pegelolaan teknologi yang mempunyai risiko tinggi seperti nuklir.

“Dengan diterimanya sertifikat dari PT Sucofindo yang pertama kali diberikan kepada Kementerian/Lembaga merupakan bukti bahwa budaya birokrasi yang kredibel telah dijalankan oleh BATAN,” ungkapnya.

Maka itu, menurutnya peran aktif dari seluruh stakeholder diperlukan dalam menyosialisasikan teknologi nuklir kepada masyarakat. Memperbanyak dan memperkuat jejaring juga menjadi bagian penting dalam menyukseskan kegiatan sosialisasi teknologi nuklir.

Seperti halnya perayaan Batan ke-60 bertagline We60Up (we go up) yang sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat luas, khususnya yang berada di sekitar kawasan fasilitas nuklir sebagai upaya mendekatkan teknologi nuklir kepada masyarakat.

Sementara Direktur Komersial 2 PT Sucofindo, Haris Witjaksono memaparkan beberapa indikator penilaian yakni, bagaimana mengelola sistem dan tata kelola lingkungan yang rapi, bagaimana Batan terbukti mampu mengelola fasilitas nuklir secara aman dan selamat. Ketiga, dalam penguasaan teknologi nuklir, jaringan telah diperhitungkan di kancah Internasional.

Selain itu Bupati Agam, Indra Catri mengungkapkan kertarikannya dengan nuklir yang dinilai bisa mempertahankan panen tanpa menurunkan kualitas mutunya. Terlebih, sebagai kota penghasil kuliner, kuliner dinilai sangat membutuhkan pengawetan.

“Contohnya rendang yang biasanya awet satu bulan, jika dimasukan ke iradiator bisa awet hingga 18 bulan. Belum lagi kuliner lain dan beras dengan varietas berasal dari Agam,” ungkapnya. (nad)

Komentar Anda

comments