Palapanews.com- Para ahli sepakat bahwa selain lemak, gula juga merupakan musuh utama kesehatan penyebab berbagai penyakit hingga penuaan dini. Pada dasarnya, gula darah sewaktu-waktu bisa naik atau turun bergantung pada makanan atau minuman yang Anda konsumsi.
Dietary Guidelines Advisory Committee menyarankan agar Anda membatasi konsumsi gula maksimal 10 persen dari total konsumsi kalori dalam sehari. Jadi, misalkan Anda mengonsumsi total 1500 kalori, maka Anda hanya boleh mengonsumsi gula sebanyak 150 kalori atau setara dengan 39 gram (maksimal tiga sendok makan sehari). Anjuran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedikit berbeda, yang mematok gula maksimal sebanyak 50 gram atau setara dengan empat sendok makan per hari.
Gula bisa ditemukan dalam berbagai makanan, mulai dari aneka kue, krim, permen, minuman manis, bubble tea, buah-buahan, dan masih banyak lagi. Jika konsumsi gula tidak dikendalikan, maka ini bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.
Makanan-makanan ini bikin gula darah Anda naik, lho!
Nah, apakah beberapa waktu belakangan Anda sudah mengurangi atau membatasi makanan atau minuman manis seperti yang sudah disebutkan di atas, tapi gula darah tetap saja naik? Bisa jadi penyebabnya adalah konsumsi makanan lain yang tanpa Anda sadari bikin gula darah naik. Dilansir dari Reader’s Digest, ini dia jenis makanan yang dimaksud.
Kopi
Memperbaiki jumlah asupan kafein terbukti bisa menurunkan risiko diabetes. Dalam satu studi yang diterbitkan di jurnal medis “Diabetologia”, orang yang meningkatkan konsumsi mereka setidaknya satu cangkir setiap hari bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 11 persen selama periode empat tahun.
Namun, waspadailah penggunaan tambahan pemanis, creamer, atau tambahan rasa lainnya bisa meningkatkan jumlah pemanis tambahan. Jika “pelengkap” tersebut selalu ada dalam kopi Anda, wajar saja gula darah Anda naik. Tak hanya itu, bagi seseorang yang sangat sensitif, kafein dalam jumlah besar pun dapat memengaruhi glukosa.
Oatmeal instan
Sebetulnya oatmeal punya peran baik dalam menjaga gula darah. Namun, menurut penelitian di jurnal medis “Nutrients”, oatmeal instan kerap mengandung banyak tambahan gula yang tidak baik untuk tubuh.
Jika oatmeal adalah salah satu sarapan favorit Anda, pilihlah jenis old-fashioned oats atau rolled oats yang butuh waktu lebih lama untuk dimasak. Hindari oatmeal yang berlabel instan atau “quick-cooking”. Pilih juga oatmeal yang kadar indeks glikemiknya rendah sehingga memperlambat glukosa memasuki tubuh. Energi pun bertahan lama dan Anda tidak cepat lapar.
Camilan organik
Label “organik” semacam label sakti tanda makanan yang dilabelinya sehat. Padahal, camilan organik tidaklah selalu sehat, dalam arti masih banyak produsen yang menambahkan pemanis buatan dalam produknya. Cermati label camilan organik yang Anda beli, ya!
Daging merah
Daging merah yang sering dijadikan steak cenderung kaya akan lemak jenuh. Protein hewani tinggi lemak mampu membuat tubuh lebih sulit untuk mengelola kadar gula darah, dan pada akhirnya berkontribusi terhadap terjadinya resistensi insulin.
Jika memang Anda penyuka daging merah, pilihlah bagian yang rendah lemak seperti bagian pinggang (loin). Tak salah juga untuk mencari tahu apakah daging merah yang Anda makan, misalnya daging sapi, berasal dari peternakan yang memberi pakan rumput karena profil dagingnya lebih sehat.
Junk food
Jumlah karbohidrat pada jenis junk food seperti piza misalnya, bisa setara dengan 3-4 potong roti berukuran besar. Sekalipun Anda memesan piza dengan roti yang lebih tipis, tapi gula darah tetap saja bisa naik. Perhatikan topping yang dipakai, seperti sosis atau saus yang tinggi akan kandungan gula.
Demi mengontrol gula darah, Anda disarankan melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter. Apalagi seiring bertambahnya usia, risiko penyakit seperti diabetes bakal semakin tinggi. Penyakit ini pun bisa tak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi, mulai dari penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hingga kebutaan.
“Maka dari itu, periksakan secara menyeluruh baik kadar gula darah puasa, 2 jam setelah makan, dan kadar HbA1c, untuk mengetahui kondisi kontrol gula darah Anda yang sesungguhnya,” kata dr. Alvin Nursalim dari KlikDokter.
Selain itu, dr. Alvin juga menambahkan, sebagai upaya untuk menurunkan konsumsi gula harian, Anda disarankan untuk membaca dan memahami label makanan. Selain itu, jangan menunda waktu makan dan bedakan mana antara rasa lapar yang sesungguhnya dan rasa lapar yang hanya dipicu keinginan semata. Lakukan juga olahraga secara rutin, konsumsi makanan sehat bergizi seimbang (yang rendah gula), serta tinggalkan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum minuman beralkohol. (red)