Palapanews.com- Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puspiptek memiliki ekskul Science Club terus berinovasi dan menghasilkan karya terbaik dari murid-muridnya. Hal ini dibuktikan dalam gelaran Puspiptek Inovation Festival (PIF) 2018 yang berlangsung hingga Minggu (30/9/2018).
Ada lima karya yang ditampilkan oleh para siswa kelas 5 dan 6 yang tergabung dalam ekskul Science Club yakni menciptakan alarm anti maling, AC mini, tornado vortex, lampu flip-flop dan air mancur mini.
Kepala SDN Puspiptek, Siti Mualimah terkait kreatifitas anak didiknya yang bisa menciptakan berbagai karyanya melalui ekskul science club.
Menurutnya, ekskul science club sangat didukung para stakeholder di SDN Puspiptek, sehingga dapat memacu siswanya untuk menghasilkan suatu karya.
“Alhamdulillah ekskul science club disekolah selalu didukung oleh stakeholder sangat mendukung kegiatan apapun. Sudah menjadi moto kami, untuk selalu berinovasi dan berinovasi,” katanya Jumat (28/9/2018).
Ada berbagai ekskul yang ada di SDN Puspiptek. Namun, ekskul science club yang ada di SDN Puspiptek sendiri sangat diminati banyak siswa.
“Bisa dilihat kreatifitas anak-anak sangat membanggakan. Tentunya, bukan hanya non akademik saja yang membanggakan tetapi akademik siswa kami juga sangat seimbang. Event event baik FLSN, O2SN dan OSN kami selalu ikut dan hasilnya memuaskan,” ujarnya.
Siti pun, menyayangkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel yang belum mengadakan event perlombaan mengenai science.
“Nah, ini belom ada perlombaan mengenai science. Saya pikir, ayo dong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel harus mengadakan lomba science untuk anak-anak SD, kami siap dan sangat siap mendukung jika ada. Karena, kreatifitas siswa-siswa SD tak kalah dengan kakak-kakaknya yang ada di SMP maupun SMA. Buatlah lomba dengan tema fun science,” tukasnya.
Dalam pameran itu, SDN Puspiptek paling banyak mendapat kunjungan dari para pengunjung. Setidaknya ratusan orang datang untuk menanyakan kinerja karya yang dibuat oleh siswa SDN Puspiptek.
“Saya sangat kagum, anak seusia mereka sudah bisa menciptakan karya seperti ini. Apalagi ada salah satu karya mereka, yang dikerjakan hanya seorang diri. Tentunya sangat mengesankan diusia mereka, ditambah mereka menjelaskannya secara detail dan jelas. Harus ada wadah bagi mereka untuk menghasilkan karya lainnya,” ujar Lina salah satu pengunjung PIF 2018. (nad)