Kemenag Tangsel Rancang Pelayanan Haji Satu Pintu

Palapanews.com- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai tahun depan digadang bakal menerapkan sistem pelayanan terpadu satu pintu untuk pelayanan haji. Sistem ini bakal menjadi yang pertama di Banten.

“Ini gagasan yang baik dan belum ada di Banten dan harus direalisasikan,” kata Ketua Komisi VIII M Ali Taher saat kunjungan kerja Reses bersama Kemenag Tangsel, Selasa (8/7) lalu.

Dengan sistem pelayanan satu pintu, menurut Ali Taher pelayanan haji di Kota Tangsel bakal lebih mudah.

“Dalam reses ini yang pertama segera akan kita wujudkan pelayanan haji terpadu. Nantinya seorang calon jamaah haji datang kemeng cukup satu pintu dan seluruh proses administrasi pendaftaran sampai ke bank termasuk kesehatan menjadi satu,” katanya.

Selain soal pembahasan pelayanan satu pintu, Ali Taher juga mengingatkan agar keharmonisan antar umat bergama tetap dijaga, karena dinamika politik sekarang sedang bergejolakapagi menjelang Pemilu Presiden 2019.

Kepala Kemenag Kota Tangsel Abdul Rojak menjelaskan pelayanan terpadu satu pintu haji membutuhkan anggaran sekitar Rp2 miliar untuk pembanguan gedung tiga lantai. Lokasi lahan ada di samping kantor Kemenag.

“Lahannya sudah ada. Semoga tahun depan anggaran disetujui oleh Kemenag Pusat. Kami juga sudah berbicang dengan ibu walikota dan beliau mendukung penuh bahkan siap untuk menganggarakan, hanya saja tidak mau ada anggaran dobel nantinya,” sambung Rojak.

Maka untuk sementara, pengajuan anggaran melalui DPR RI pemerintah pusat, jika memang tidak dapat dianggarkan baru akan dianggarkan oleh Pemkot Tangsel.

“Sementara melalui jalur DPR RI, jika nanti Kemenag Pusat tidak menganggarkan maka baru pemkot Tangsel mengupayakan. Mengapa perlu didorong lewat DPR karena selama ini penganggaran Kemenag langsung gelondongan dari atas kebawah, sehingga akan repot jika di tataran bawah memiliki inovasi tidak ada anggaran,” sambungnya.

Rojak mengaku, jalur birokrasi calon jamaah haji selama ini manual dan memakan waktu lebih dari satu hari. Misalnya dari mulai proses di bank, lalu mendaftar ke Kemenag untuk dicatat, periksa kesehatan untuk mendeteksi penyakit apakah memiliki riwayat atau tidak. Jika melihat kondisi masyarakat Kota Tangsel hal-hal yang seperti itu sudah tertinggal, karena jarak antara bank dan Kemenag yang jauh.

“Jadi untuk mendaftar haji saja tidak cukup sehari tapi berhari-hari. Ini yang harus diubah dengan sajian pelayanan modern. Maka dengan pelayanan satu pintu, ada bank, pendaftaran, sampai kesehatan satu hari selesai,” jelas Rojak. (nad)

Komentar Anda

comments