Dukung Pembentukan Koopssusgab

Palapanews.com- Rencana pemerintah ingin menghidupkan kembali pasukan elite TNI Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssugab) dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, untuk menanggulangi tindak kejahatan terorisme yang semakin merajalela layak untuk diapresiasi.

Sebelumnya Koopssusgab pernah dibentuk pada tahun 2015, dalam menghadapi persoalan penanggulangan terorisme di Indonesia. Menurut catatan, Koopsusgab terdiri dari 90 prajurit terbaik dari Kopassus, Denjaka dan Paskhas.

Melihat dari semangatnya, pembentukan Koopssusgab memiliki motivasi positif dan sangat dibutuhkan dalam rangka memberi rasa aman pada masyarakat di tengah maraknya gerakan terorisme yang semakin brutal.

Seperti diketahui, gerakan terorisme merupakan bahaya yang paling nyata di hadapan kita lewat aksi demi aksi yang dilakukan telah menimbulkan korban yang tidak sedikit. Menjadi wajar jika masyarakat hidup dalam kecemasan karena kapan saja teror dapat  mengancam.

Disisi lain, DPR terkesan lamban dalam menyelesaikan RUU terorisme, entah apa yang membuat pembahasan RUU ini seolah tidak pernah tuntas di Parlemen, sementara negara ini berada dalam keadaan darurat terorisme. Tentunya layak pula dipertanyakan integritas para wakil rakyat tersebut.

Malah Presiden Joko Widodo sampai mengultimatum bakal menerbitkan Perppu jika DPR gagal mengesahkan revisi tersebut hingga masa reses berakhir. Harusnya memang, wakil rakyat dapat mempercepat proses pembahasan agar tidak membuang-buang waktu.

Untuk melawan terorisme memang dibutuhkan kerjasama segenap komponen bangsa, tidak dapat hanya bergantung pada Polri semata. Penghidupan Koopssugab dinilai penting untuk menguatkan keterlibatan peran TNI dalam menumpas gerakan teroris.

Semoga pembentukan Koopssusgab dapat terealisasi dengan baik dalam rangka memberikan rasa aman kepada masyarakat luas. Rasanya tidak baik juga jika niat baik seperti ini terlalu dipandang politis dengan pembacaan yang beragam. Mari tumpas teroris dari bumi pertiwi. Terimakasih

Muhammad Donk Ghanie,
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Moestopo (Beragama), Jakarta

Komentar Anda

comments