Palapanews.com- Pilkada serentak di 2018 khususnya di Provinsi Banten, dengan munculnya paslon tunggal membuat sejumlah pihak menyatakan keprihatinan yang mendalam.
Dalam Pilkada Serentak ini, Banten menyumbang 3 daerah dengan paslon tunggal, yaitu Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Lebak.
Melihat hal tersebut, ada yang menarik dari salah seorang pemerhati demokrasi ini. Melalui akun Instagramnya, @kangtamilselvan, Tamil memposting foto dirinya dengan kepalan tangan memunculkan tagline ‘Bela Kotak Kosong’.
Saat yang bersangkutan ditemui Kamis (8/3), Tamil mengaku, ini merupakan salah satu aspirasi bentuk penyelamatan demokrasi di Indonesia terkait calon tunggal dalam Pilkada Serentak 2018.
“Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap partisipasi publik, yang diprediksi akan menurun drastis, dan jika hal itu terjadi maka akan mencoreng wajah demokrasi Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Kang Tamil ini.
Baginya, tidak dapat menampikkan bahwa ada bagian masyarakat yang pro dan kontra terhadap calon tunggal yang dihadapkan, namun minimnya informasi tentang keberadaan kotak kosong sebagai lawan tanding seakan membuat masyarakat tidak memiliki pilihan, dan muncul anime di masyarakat bahwa tidak perlu datang mencoblos ke TPS, karena calon tunggal pasti menang.
“Kita jangan lupa, bahwa memilih kotak kosong adalah aspirasi rakyat yang dilindungi UU dan itu hak suara yang sah, namun sangat disayangkan KPU tidak mensosialisasikan hal ini dengan baik, sehingga terkesan KPU berpihak kepada calon tunggal dan ini menciderai netralitas KPU,” ujarnya santai.
Lanjut Tamil, rakyat harus tahu bahwa jika nanti perolehan suara kotak kosong lebih banyak, maka akan ditunjuk Plt Kepala Daerah sampai tahun 2020.
“Jadi ini bentuk edukasi kita kemasyarakat, saya kira KPU perlu mensosialisasikan “Kotak Kosong” pada masa kampanye. Jadi Kotak Kosong ini harus diperlakukan adil selayaknya lawan tanding, karena begitulah posisinya dalam surat suara,” tegas Kang Tamil.
Tamil juga menambahkan, minimnya sosialisasi tentang “Kotak Kosong” ini justru merugikan para calon tunggal, sebab dalam praktiknya rasa antipati masyarakat akan berimbas kepada para calon, dan ini murni tanggung jawab KPU. Justru masyarakat perlu mengapresiasi kepiawaian para calon tunggal yang dapat menyatukan dukungan seluruh parpol.
“Aksi tagline #belaKotakKosong ini sebagai penegak kebenaran bagi jalannya demokrasi Indonesia, serta sebagai bentuk pengingat bagi para calon tunggal, bahwa masih banyak tugas yang tertinggal dan harus dibenahi didaerahnya serta ada sebagaian warga yang akan menjadi penyeimbang dalam mengevaluasi setiap program dan kebijakannya,” tutup Tamil. (Gs)