Mencerna Persoalan di Tangerang Melalui Secangkir Kopi

Kegiatan coffee morning membahas isu di Kota Tangerang. (ist)

Palapanews.com- Berbagai masalah perkotaan kerap kali melanda di ruang lingkup kehidupan masyarakat. Begitu pun dengan yang terjadi di Kota Tangerang.

Mulai dari kemacetan, banjir, pengangguran, kebersihan, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, dan masih banyak lagi yang lainnya. Persoalan-persoalan tersebut sering kali menghantui kehidupan sehari-hari.

Tangerang menjelma sebagai kota metropolitan. Keberadaraanya dekat dengan Bandara Internasional Soekarno Hatta membuat pemerintah setempat juga mengusung kota ini sebagai aetropolis.

Berbagai hiruk pikuk menghinggapi kota berjuluk Seribu Industri Sejuta Jasa itu. Terlebih masyarakatnya yang heterogen.

Dari tiap-tiap persoalan itu dapat dicerna secara jernih melalui diskusi santai dengan tajuk Coffee Morning yanh digagas oleh para kaum generasi milenial.

Para penggiat tersebut di antaranya Andika Panduwinata yang juga merpakan wartawan Warta Kota dan Hasan Kurniawan berkecimpung sebagai jurnalis Koran Sindo. Dalam giat Coffee Morning ini mencoba membahas isu-isu terkini di Kota Tangerang.

Dengan menghadirkan para nara sumber terkait yang kompeten dan kredibel. Disajikan secara objektif serta mendalam.

Para nara sumber yang turut terlibat dalam giat ini yakni dari jajaran pemerintah atau Eksekutif, anggota DPRD berperan sebagai Legislatif yang mengawasi jalannya pemerintahan, pengamat, pemerhati sosial, akademisi, budayawan, dan juga yang lainnya.

Rektor Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Prof. Mustafa Kamil pun menyambut hangat kegiatan Coffee Morning tersebut. Menurutnya ini merupakan terobosan gagasan intelektual demi kemajuan yang lebih baik.

“Diskusi santai tapi perlu berkualitas. Untuk mencari solusi atau jalan keluar dari suatu permasalahan,” ujar Prof. Mustafa Kamil.

Ia juga menyebut adanya Coffee Morning dapat menjadikan pencerahan dari tiap – tiap persoalan. Sehingga tujuan dari giat ini menjadi terarah.

“Ini kan menghadirkan langsung pihak-pihak yang bersangkutan dan dipertemukan dalam suatu diskusi. Jadi kita tahu apa sih masalah yang terjadi selama ini. Dan bagaimana atau seperti apa memecahkan persoalannya? Semoga dengan adanya Coffee Morning ini dapat banyak bermanfaat,” ucapnya.

Sementara itu Budayawan Kota Tangerang, Mukafhi Solihin menambahkan giat Coffee Morning memberikan warna tersendiri dalam membangun Kota Tangerang. Termasuk pembangunan dalam segi sumber daya manusianya dan juga infratrukturnya.

“Menurut saya ini langkah yang cerdas dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Masyarakat atau mahasiswa juga harus dilibatkan langsung berdiskusi dengan pemerintahan. Sehingga menjadi terang benderang titik atau duduk perkaranya seperti apa. Dan yang lebih penting lagi dapat ikut bersama – sama menuangkan ide – ide atau gagasannya dalam membangun serta memajukan Kota Tangerang ini,” kata Mukhafi.

Inisiator Coffee Morning, Andika Panduwinata menyatakan giat ini dilakukan untuk mendekatkan masyarakat dengan pemerintah. Sehingga tak ada jarak dari keduanya.

“Kita coba diplomasi dengan media secangkir kopi. Ini seni dalam diskusi. Filosofinya banyak yang bisa kita petik dari sini. Mulai dari wawasan, pencerahan, informasi, dan inspirasi,” ungkap pria yang akrab disapa Dika ini.

Ia menerangkan Coffee Morning bisa diartikan sebagai wadah atau sarana untuk mencurahkan uneg-uneg masyarakat. Dan dapat berdampak positif bagi kelangsungan hidup mereka.

“Giat ini diibaratkan sama saja dengan ngopi di warung pinggiran jalan atau resto – resto lainnya. Intinya kita guyub bareng-bareng di Coffee Morning, ngobrol nyantai tapi tidak ngalor ngidul. Ceritakan saja apa masalahnya, terus gimana jalan keluarnya. Sehingga giat ini menjadi berbobot untuk kemaslahatan umat,” imbuhnya.

Hasan Kurniawan selaku moderator dalam giat Coffee Morning berharap diskusi santai yang berisi ini bisa rutin digelar di Kota Tangerang. Efeknya juga bisa menular kepada generasi muda dalam pembangunan Kota Tangerang ini.

“Generasi milenial saat ini kebanyakan hanya bisa nyinyir saja di media sosial. Harusnya kita juga bersama – sama berperan aktif memberikan kritik yang membangun. Makanya kami adakan Coffee Morning sebagai sarana untuk kita bersuara dan berkarya. Acara Coffee Morning ini rutin kami gelar, dua kali dalam sebulan,” papar Hasan. (rls/nad)

Komentar Anda

comments