Engineering for Kids Hadir di SDC Gading Serpong

Palapanews.com – Engineering For Kids¼ cabang ke-6 kini, hadir di Gading Serpong, Tangerang. Wahana edukasi ini, mengajak anak-anak Indonesia berumur 4-14 tahun untuk membangun karya melalui pengajaran ilmu terapan engineering. Mereka akan diajarkan berbasis praktik atau eksperimen langsung ketimbang mempelajari teori saja.

Engineering for KidsÂź adalah sebuah merk pendidikan terdaftar yang berasal dari Amerika Serikat yang memiliki 250 cabang di 32 negara, dan di Indonesia lisensinya dikelola oleh PT Pusat Kreasi Anak Bangsa.

“Jadi memilih aktivitas yang tepat bagi anak itu sangatlah penting. Engineering For Kids¼ hadir untuk mengisi hari anak dengan bermain penuh imajinasi dan mendidik,” ungkap Deasy Christian, Director Engineering For Kids di sela acara Grand Launching yang berlangsung di Lt. 1 SDC Gading Serpong, Sabtu (06/10/2017).

Deasy Christian, Director Engineering For Kids

Deasy mencontohkan seperti meluncurkan roket yang dapat terbang hingga 45 meter ke langit, mencampur kimia untuk membuat ledakan warna-warni, atau membuat turbin pembangkit tenaga listrik.

Engineering For KidsÂź percaya setiap anak memiliki keahlian dan potensi yang dapat digali sejak usia dini. Sebuah misi bagi Engineering for KidsÂź untuk memupuk bibit-bibit cerdas bangsa agar kelak menjadi insinyur yang dapat mengharumkan nama bangsa.

“Lagipula, anak-anak kita adalah masa depan kita,” tandas Deasy.

Mengacu pada sebuah hasil penelitian di 10 tahun terakhir ini jumlah lapangan kerja yang terbuka bagi orang-orang yang memiliki ‘kemampuan STEM’ (STEM = Science, Technology, Engineering dan Mathematics) adalah 3 kali lipat lebih baik ketimbang orang yang tidak memiliki kemampuan tersebut.

Banyak orang mengira menjadi seorang insinyur itu terbatas pada membangun sebuah gedung atau montir mobil. Padahal ‘engineering’ itu sebenarnya adalah segala sesuatu yang ada di sekitar.

“Apa yang kita sentuh, gunakan dan konsumsi. Contohnya meja dan kursi adalah penerapan dari ‘civil engineering’, makanan yang kita makan ada ‘food engineering’nya, penerangan di rumah kita adalah bagian dari ‘electrical engineering’ dan sebagainya,” tambah Shintia, Managing Director Engineering for Kids¼ Indonesia.

Lanjutnya, “Anak-anak pada dasarnya memiliki rasa penasaran yang tinggi dan merupakan sebuah sifat yang layaknya dibutuhkan untuk menjadi seorang insinyur. Diharapkan dari program ini mampu memberikan kacamata pandang yang berbeda bagi anak-anak agar dapat dunia sebagai seorang penemu atau ‘inventor’.

Dengan menyalurkan rasa penasaran mereka ke arah yang positif dan produktif yaitu dengan memberikan mereka aktivitas yang membangun kemampuan di Engineering for Kids.

“Kita mulai pupuk sejak usia dini dari 4 tahun. Orang tua suka terkagum anak kecil ternyata kok sudah mampu melakukan hal seperti itu. Dimana lagi anak bisa belajar science, technology, engineering dan matematika dengan fun seperti ini kalau bukan di Engineering for Kids,” kata Shintia sedikit berpromosi.

Anak-anak belajar melalui sebuah dunia eksperimen diberbagai bidang keinsinyuran layaknya orang dewasa beberapa diantaranya adalah: Aerospace, Chemical, Mechanical, Electrical, Environmental, Optical, Hardware, Software dan lain-lain nya. (bd)

Komentar Anda

comments