Program FTV UMN Fokus Kembangkan Industri Film & Animasi

Studio Render Farm kampus UMN ini, biasanya hanya dimiliki studio animasi professional. (bd)
Studio Render Farm kampus UMN ini, biasanya hanya dimiliki studio animasi professional. (bd)

Palapanews.com – Pertumbuhan industri kreatif dalam negeri terbilang cukup menjanjikan. Menurut data Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, perkembangan industri kreatif di Indonesia termasuk di dalamnya industri film dan animasi menunjukkan peningkatan yang pesat, yaitu sebesar 7% per tahun.

Namun, diakui, pertumbuhan tersebut belum disokong dengan keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Melihat fakta itu, maka Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang memiliki fokus khusus pada bidang film dan animasi menunjukkan kontribusinya dalam mempersiapkan SDM berkualitas.

Hal ini, diutarakan, Ina Riyanto, Kepala Program Studi Film dan Televisi (FTV) UMN, salah satu langkah yang telah diambil program studi FTV adalah diwujudkan dalam kurikulum, fasilitas, serta wadah bagi mahasiswa untuk menunjukkan kreativitas serta prestasinya.

“Selain kurikulum, program studi FTV mempersiapkan kompetensi mahasiswa dengan mengasah jiwa kompetisi mahasiswa. Sebab saat terjun ke dunia kerja pun lulusan akan tetap berkompetisi dengan professional lain,” katanya menandaskan.

Lewat kompetisi dengan mahasiswa lain dari dalam maupun luar UMN, diharapkan mereka akan terbiasa mengetahui standar karya yang berkualitas. Salah satu caranya adalah melalui kompetisi dan ajang apresiasi tahunan seperti UCIFEST dan UMN Screen. Program Studi FTV juga membuat sebuah wadah bernama UMN Gate yang berfungsi untuk menyalurkan karya mahasiswa ke berbagai festival film dan animasi di dalam dan luar negeri.

Diakui oleh para mahasiswa FTV UMN, keberadaan festival seperti UCIFEST 7 maupun wadah seperti UMN Gate memampukan mahasiswa untuk menggapai prestasi di dalam maupun luar negeri. Salah satu mahasiswa yang karyanya berhasil melanglang ke berbagai festival film di Eropa dan Asia adalah Fritz. Melalui karya animasinya, “Timun Mas” baru-baru ini, bahkan ia berhasil mengalahkan saingan yang berasal dari studio animasi profesional di Indonesia dalam ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016.

Selain itu, film pendek “Emak” besutan Rahardwiyan Aristya Putra dan Stephanie Pascalita yang juga menang dalam ajang AFI 2016 lahir dari tugas kelas biasa. Padahal saingannya dalam ajang tersebut banyak yang berasal dari tugas akhir kuliah. Hal membuktikan bahwa pengerjaan tugas kuliah biasa bila dilakukan dengan maksimal juga bisa menghasilkan karya yang bisa memenangkan penghargaan. (bd)

Komentar Anda

comments