Ahok, Uji Coba 9 Naga?

Sonny Majid. (dok)
Sonny Majid. (dok)

BEBERAPA waktu lalu, hingga kini, efek pernyataan Ahok terkait Al Maidah 51 masih menjadi obrolan ramai di sosial media. “Efek gelombangnya sangat fantastis”. Sebagai orang awam saya berfikirnya begitu.

Pernyataan Ahok tersebut kemudian direspon sebagai bentuk “Penistaan Agama”. Meski belakangan, isunya beralih malah menyerang Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lembaga kumpulan para tokoh agama tersebut jadi bulan-bulanan. Hemat saya ini disebabkan rekomendasi yang diterbitkan oleh MUI, dimana salah satu poinnya, adalah bahwa Gubernur Jakarta tersebut diduga telah melakukan pelanggaran hukum.

Beragam isu mulai bermunculan, mulai dari MUI berpolitik, sampai adanya desakan petisi untuk mengaudit dana sertifikasi halal dan pembubaran MUI.

KH Makruf Amin, sebagai Ketua Umum MUI, mencoba mengambil jalan tengah. Ia bilang, Ahok dimaafkan, tetapi proses hukum jalan terus. Menurutnya MUI tidak masuk wilayah politik, hanya saja Ahok yang mencampuri wilayah MUI. Pernyataan KH Makruf buat saya berdiri di tengah, menggambarkan kenegarawanannya.

Ingat, bahwa kasus tersebut sudah menjadi delik aduan. Jika ada yang melapor, ya harus ditindaklanjuti polisi. Dalam perspektif yang sederhana, saya melihatnya isu Al Maidah bisa jadi pengalihan (deception). Karena yang paling dikhawatirkan adalah munculnya isu sentimen Cina, yang dianggap dampaknya bisa lebih luas.

Sebenarnya ini test the water untuk mengukur bunyi isu, ya…sekalian hitung-hitung mengukur popularitas dan elektabilitas Ahok sebagai kandidat gubernur. Meski sebenarnya bisa berbalik, justru menjadi blunder untuk Ahok.

Saya tetap punya pikiran positif, para ulama tidak melulu bicara dukung mendukung pada Pilkada Jakarta. Tapi lebih melihat jauh ke depan. Atau bisa jadi mereka (ulama, Red) sudah tahu siapa aktor-aktor besar di belakang para kandidat.

Pengalihan Isu Sentimen Cina
Soal dugaan isu Al Maidah 51 untuk meredam munculnya isu sentimen Cina, bukan tanpa alasan. Di tingkatan ini, jika isu sentimen Cina yang timbul, dampaknya bisa menyentuh wilayah kerjasama ekonomi antara Pemerintah Indonesia-Cina yang sudah banyak dibahas.

Belum lagi soal keamanan investasi para pengusaha kakap Pecinan yang dulu dikenal dengan “9 Naga.” Kapitalisasi modal mereka sudah lumayan besar.

Terang saja, jika sentimen Cina ini yang “meledak” chaos bisa terjadi. Bisa-bisa inflasi bisa tembus di atas 10%, karena semua kegiatan ekonomi “kunci-kuncinya” berpusat di Jakarta. Contohnya: sindikasi Lippo Group, Sinar Mas Group, Agung Podomoro, Arta Graha, MNC Group dan masih banyak lagi.

Ini pelajaran buat Ahok, jika ingin menjadi politisi hati-hati mengeluarkan pernyataan. Penempatannya kudu pas. Meski sebelumnya ada penilaian, sosok Ahok ini sekaligus uji coba kelompok “Pecinan,” apakah mereka bisa diterima atau tidak menjadi bagian dari pemimpin di negeri ini. (*)

Penulis: Sonny Majid, Pembelajar di Lingkar Kaji Isu-Isu Strategis

Komentar Anda

comments