Mengenang Peristiwa Pertempuran Lengkong 1946

Wakapolres Tangsel saat memperingati 70 tahun Pertempuran Lengkong. (nad)
Wakapolres Tangsel saat memperingati 70 tahun Pertempuran Lengkong. (nad)

Tangsel, PalapaNews.com – Mungkin, masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) banyak yang belum tahu tentang peristiwa Pertempuran Lengkong. Perlawanan tentara Indonesia yang terjadi di Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong itu terjadi pada 25 Januari 1946 silam.

Untuk mengenang jasa para pahlawan ini, Living World dan Yayasan 25 Januari 1946 mengajak masyarakat untuk mengenang peristiwa heroik ini. Tepat tahun 2016 ini, Pertempuran Lengkong telah memasuki usia 70 tahun.

Dari penuturan Rani D Sutrisno, Ketua Yayasan 25 Januari 1946, sebanyak 34 taruna Akademi Militer Tangerang gugur pada Peristiwa Lengkong. Selain itu, ada tiga perwira Tentara Republik Indonesia (TRI) yang juga gugur dalam tugas.

“Kami hadir di sini untuk mengenang dan meneladani perjuangan para Taruna dalam peristiwa heroik yang terjadi tanggal 25 Januari 1946 di Desa Lengkong Wetan,” ujarnya.

Pengorbanan tanpa pamrih para Taruna dibawah pimpinan Mayor Daan Mogot dalam melaksanakan tugas pelucutan senjata tentara Jepang yang berada di desa Lengkong, menurut Rani wajib diteladani.

Tugas tersebut merupakan tindak lanjut kesepakatan pemerintah dan sekutu sebagai pemenang setelah Jepang menyerah dengan di bom atomnya kota Nagasaki dan Hiroshima.

Menurutnya, tentara Jepang yang berada di desa Lengkong Wetan dipimpin Kapten Abe tidak kooperatif, sehingga terjadilah pertempuran yang tidak seimbang antara para Taruna dengan tentara Jepang yang bersenjatakan lengkap. Oleh karena itu, gugurlah para Taruna termasuk Mayor Daan Mogot sehingga peristiwa ini diperingati setiap tahunnya.

“Semoga peringatan ini akan terus dilaksanakan setiap tahun karena merupakan sejarah yang perlu dilestarikan. Selain itu, sebagai salah satu contoh bagi generasi penerus dalam menemukan jati dirinya dengan cara mencontoh kegigihan para pejuang dalam mempertahankan bangsanya,” ujar Rani sambil bercerita.

Sementara kepedulian Living World dalam mengenang jasa para pahlawan tersebut tidak hanya sampai disitu. Hal ini terbukti dengan masih diadakannya pameran Alat Utama Sistem Senjata TNI Angkatan Darat (ALUTSISTA) dari tahun ke tahun.

“Dimana dengan adanya pameran ALUTSISTA ini dapat menjadi salah satu alat untuk mengedukasi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa untuk tetap berjuang dan mengenal serta mengenang jasa-jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran,” tutur Jannywati selaku Direktur Living World. (nad)

Komentar Anda

comments