Ini Dampak Stres Bagi Tubuh Anda

PalapaNews.com – Stres dapat dialami siapa saja di dunia ini. Stres merupakan reaksi fisik dan mental yang alami terhadap pengalaman baik maupun buruk. Respons tubuh terhadap stres yakni dengan melepaskan sejumlah hormon dan meningkatkan detak jantung serta laju pernapasan.

Stres dapat dipicu oleh tekanan yang terjadi di tempat kerja maupun di rumah. Apabila stres berlangsung panjang, maka dapat memengaruhi kesehatan maupun kehidupan Anda.

Sistem saraf pusat dan sistem endokrin

Sistem saraf pusat bertugas memberikan respons terhadap apapun yang terjadi di tubuh. Sistem saraf pusat secara cepat memberi tahu seluruh bagian tubuh Anda mengenai apa yang harus dilakukan. Gejala stres kronik umumnya berupa kecemasan, depresi, dan emosional. Anda mungkin juga akan mengalami sakit kepala atau insomnia.

Sistem pernapasan dan jantung serta pembuluh darah

Hormon stres mempengaruhi sistem pernapasan dan kardiovaskular. Selama respons terhadap stres, laju pernapasan Anda akan bertambah sebagai mekanisme penyesuaian untuk mengantar oksigen ke seluruh tubuh. Jika Anda memiliki masalah pernapasan seperti asma, stres akan membuat Anda kesulitan bernapas. Jantung juga memompa darah lebih cepat ketika Anda stres. Hormon stres mengakibatkan kontraksi pada pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Stres kronik juga membuat jantung Anda bekerja lebih keras dari biasanya, sehingga meningkatkan risiko hipertensi.

Sistem pencernaan

Saat stres, liver menghasilkan glukosa darah untuk meningkatkan energi Anda. Gula darah yang tidak terpakai akan diserap kembali oleh tubuh. Jika Anda mengalami stres berkepanjangan, maka tubuh Anda tidak mampu lagi menyimpan glukosa yang berlebih, sehingga Anda mungkin akan mengalami peningkatan risiko penyakit diabetes tipe 2.

Peningkatan kadar hormon, pernapasan dan detak jantung dapat memperburuk sistem pencernaan. Anda mungkin akan mengalami refluks asam lambung. Stres memang tidak menyebabkan luka pada lambung, namun stres dapat memicu luka yang telah Anda alami untuk kembali aktif. Gejala yang timbul meliputi mual, muntah atau sakit perut. Selain itu, stres dapat memengaruhi pergerakan makanan di dalam usus, sehingga memicu diare ataupun konstipasi.

Sistem otot

Stres memicu otot untuk berkontraksi agar melindungi dirinya dari proses cedera. Jika Anda stres terus-menerus, maka otot Anda tidak sempat mengalami relaksasi. Otot yang tegang atau berkontraksi dapat menyebabkan keluhan seperti sakit kepala, nyeri di bahu dan punggung, serta pegal-pegal seluruh tubuh.

Sistem reproduksi dan seksualitas

Stres sangat melelahkan untuk tubuh dan pikiran. Ketika Anda berada dalam stres berkepanjangan, bukan tidak mungkin Anda kehilangan gairah untuk melakukan hubungan seks. Meski demikian, laki-laki memproduksi hormon testosteron selama stres, yang dapat meningkatkan keinginan seksual. Untuk wanita, stres dapat menyebabkan siklus menstruasi terganggu. Siklus menstruasi menjadi tidak teratur, durasi memanjang atau nyeri yang dirasakan lebih hebat. Jika stres dibiarkan terus-menerus, kadar hormon testosteron pria akan menurun. Hal ini dapat memengaruhi produksi sperma serta menyebabkan impotensi. Stres juga bisa membuat uretra, prostat dan testis lebih rentan terkena infeksi.

Sistem kekebalan tubuh

Stres menstimulasi sistem imun Anda. Orang yang mengalami stres akan lebih sering terkena virus, seperti virus influenza atau common cold. Stres juga dapat menyebabkan lamanya pemulihan dari penyakit atau cedera. (ndo)

Sumber: klikdokter.com

Komentar Anda

comments