Oknum Kadis “Paksa” Pakai Jalur Prestasi

Sudah Tersisih Dari Jalur Online SMPN 1

Ilustrasi Siswa

PALAPA NEWS – Penerimaan Siswa Baru (PSB) kerap kali menjadi perbincangan hangat ditengah masyarakat. Pasalnya, agenda tahunan ini diduga penuh kolusi dan nepotisme lantaran tidak memenuhi syarat melalui jalur online, tapi secara tiba-tiba diterima di SMP Negeri, khususnya di SMP Negeri 1 Kota Tangerang.

Yang makin membuat dunia pendidikan Kota Tangerang tercoreng, adalah siswi tersebut merupakan anak dari Kepala Dinas (Kadis) di Kota Tangerang berinisial E. “Anak bapak pejabat itu sudah terlempar dari jalur online, tapi tiba-tiba bisa masuk, katanya  melalui jalur prestasi. Kalau anaknya memang berprestasi, kenapa awalnya ada di jalur online,” kata salah seorang walimurid SDN Sukasari 4, Rusli.

Rusli menambahkan, jika tidak ada elemen atau lembaga swadaya masyarakat yang melaporkan, maka dirinya akan melaporkanya sampai ketingkat Menteri Pendidikan dan Inspektorat Jenderal Kemendagri.

“Ini sama saja membodohi anak sendiri dan sebagai pejabat telah memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakatnya, wajar jika dimasyarakat beredar informasi para pejabat dan anggota DPRD mendapat formulir khusus untuk masuk ke SMP negeri favorit,” ungkapnya.

Rusli juga memaparkan di SMP Negeri 1, melalui jalur online diterima 269. “Kita lihat bersama akan ada berapa siswa baru yang diterima dengan alasan melalui jalur prestasi, jika itu dilakukan dan ternyata ada manipulasi jalur prestasi, berarti ada dokumen yang dipalsukan dan itu sudah masuk ranah pidana. Akan ada wali murid, pihak dinas pendidikan, pihak sekolah dan pihak yang mengeluarkan piagam jalur prestasi yang menjadi pesakitan,” tukasnya.

Permainan Penambahan Nilai

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa masuk sekolah negeri atau favorit di Kota Tangerang, salah satunya dengan cara penambahan nilai kelulusan saat berada di Sekolah Dasar, salah satunya diduga terjadi di SDN Sukasari 4. “Ada beberapa siswa yang nilai atau prestasi akademik nya dari kelas 1 (satu) sampai UTS kelas 6 (enam) sangat biasa saja dan tidak pernah masuk 10 besar, tiba-tiba nilai nya bisa melebihi siswa yang biasa masuk 5 besar,” tegasnya.

Menurut Rusli, dari informasi yg diperoleh dari berbagai sumber, diduga ada permainan dan penambahan nilai dari oknum guru di tingkat SD sampai ke tingkat Dinas Pendidikan Kota dan Propinsi.

“Saya siap memberikan data siswa-siswi yang nilai akhirnya diduga ada permainan, jika masih meragukan apa yang saya temukan ini, silahkan di tes ulang para siswa siswi tersebut,” tandasnya seraya menambahkan sebagai wali murid yang aktif di sekolah dapat mengetahui perkembangan para siswa siswi.(nai)

Komentar Anda

comments