LPTK Banten Ikut Pelatihan Nasional

Nafan Tarihoran (berdiri dari kanan) mendampingi siswa dalam diskusi kelompok. (ist)
Nafan Tarihoran (berdiri dari kanan) mendampingi siswa dalam diskusi kelompok. (ist)

Yogyakarta, PalapaNews.com – Untuk menyaipkan calon guru berkualitas di Banten, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Banten mengikuti pelatihan tingkat nasional di Yogyakarta yang digelar dari 20 hingga 22 Juli 2016.

“Mahasiswa calon guru perlu mendapatkan bekal pengalaman mengajar yang baik,” ujar Naf’an Tarihoran, Spesialis LPTK Banten USAID PRIORITAS sekaligus dosen IAIN SMH Banten.

Pengalaman yang baik untuk seorang calon guru, menurutnya diperoleh dari kolaborasi antara dosen pembimbing lapangan dengan guru pamong dalam melakukan bimbingan selama praktik pengalaman lapangan atau PPL.

Demikian disampaikannya dalam pelatihan tingkat nasional yang diikuti dosen pembimbing lapangan (DPL) dan guru pamong (GP) yang bertujuan untuk meningkatkan praktik pengenalan lapangan (PPL) mahasiswa LPTK di SD/MI.

Acara ini dihadiri sejumlah perwakilan dari 16 LPTK mitra USAID PRIORITAS. Perwakilan Banten dihadiri oleh kepala PPL, dosen IAIN SMH Banten, UNTIRTA dan perwakilan sekolah mitra LPTK seperti MIN 1 Kota Cilegon.

Dalam acara ini, para dosen dan guru pamong mendapatkan pelatihan menulis jurnal reflektif, melakukan konferensi serta melakukan observasi sekolah dan ruang kelas, praktik mengajar terbimbing, mengajar mandiri, melakukan perencanaan praktik mengajar.

Praktik pengalaman lapangan mengajar memang diperlukan bagi calon guru. “Ini merupakan fase penting bagi mahasiswa  dalam mendapatkan bekal pengalaman mengajar,” ujar Ade Husnul Mawadah, dosen UNTIRTA yang juga menjadi fasilitator dalam pelatihan ini.

Ade juga spesialis pelatihan guru tingkat SD/MI USAID PRIORITAS Banten mengatakan bekal mahasiswa menjadi guru akan lengkap setelah mereka mampu mendapatkan teori saat perkuliahan dan praktik lapangan yang komprehensif nantinya.

Secara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof Dr Rahmat Wahab yang mengatakan bahwa guru harus menjadi model yang utuh bagi siswa.

“Untuk menjadi model yang utuh, seorang guru bukan hanya dituntut mampu mengajar tetapi juga harus bisa mengintegrasikan antara otak dan hati sehingga terjadi kolaborasi dan komunikasi antara DPL, guru pamong dan mahasiswa praktikan. Ini sangat diperlukan,” kata Rektor UNY yang mendukung penyiapan calon guru oleh LPTK.  (rls)

Komentar Anda

comments