Pilkada Banten Pertaruhan Klan Rau

Sonny Majid. (ist)
Sonny Majid. (ist)

Tangsel, PalapaNews — Pemilihan Gubernur Banten yang dijadwalkan Februari 2017 mendatang dinilai menjadi pertaruhan harga diri Klan Rau (Ratu Atut Chosiyah). Selain menjadi pertaruhan harga diri, ajang Pilkada Banten menjadi “tolak ukur” politik keluarga besar tersebut di internal Partai Golkar.

“Pilkada Banten menjadi titik klimaks “respons pasar” terhadap klan keluarga Rau. Kemenangan di sejumlah pilkada kabupaten/kota untuk baru tolak ukur awal,” kata Sonny Majid, Penggiat Muda Nahdlatul Ulama (NU), Kamis (18/2/2016).

Kemenangan pilkada kabupaten/kota di beberapa daerah, menurut Tenaga Pengajar di Universitas Pamulang ini bukan garis keturunan langsung Rau. Seperti Tanto W. Arban (Wakil Bupati Pandeglang) yang merupakan menantu Ratu Atut Chosiyah, demikian halnya dengan Airin Rachmi Diany (Walikota Tangerang Selatan) yang merupakan ipar dari Atut. Hanya Ratu Tatu Chasanah yang sedarah. Bupati Serang ini merupakan adik kandung Atut.

“Kemenangan Klan Rau di pilkada kabupaten/kota menjadi bukti, bahwa isu korupsi yang selama ini dipakai oleh lawan-lawan politik mengalami titik jenuh,” ujarnya.

Baca : Koalisi Masyarakat Banten Minta Warga Cerdas Pilih Calon Gubernur

Isu korupsi menurut Sonny-sapaan akrabnya, dikalahkan bangunan relasi yang telah lama dibangun oleh keluarga Rau yang menurutnya melalui pendekatan kultur. Ditambah lagi efek dari ketokohan Tubagus Chasan Sohib (almarhum).

Bagaimana dengan Tubagus Chaeri Wardhana (Wawan) apakah masih berpengaruh dalam pertarungan pilkada di Banten. Ditanya demikian, ia menjawab “Iya. Wawan itu King Maker,” tegasnya. (one)

Komentar Anda

comments