Hatta Ajak BUMN Ekspansi ke Myanmar

Hatta Rajasa di MyanmarPalapa News – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Hatta Rajasa mengajak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan ekspansi bisnis di Myanmar. Pasalnya, Hatta menilai negara berpenduduk 60 juta jiwa ini memiliki potensi menarik untuk dikembangkan.

“Saya mengajak BUMN-BUMN tanah air untuk melakukan ekspansi, melihat Myanmar lebih deket, melihat peluang-peluang bisnis dan investasi yang ada di negara ini,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima palapanews.com, Selasa (2/4/2013).

Besan Presiden SBY ini menganggap bahwa ekspansi BUMN ke negara luar adalah sebuah keharusan. Hal itu, kata dia, dilakukan untuk menunjukkan daya saing Indonesia di luar negeri.

Myanmar yang dalam dua tahun terakhir mulai membuka diri terhadap peran asing, lanjutnya, bisa menjadi peluang bagi BUMN-BUMN untuk melebarkan sayap bisnis.

“Myanmar memiliki pertanian yang unggul. Peluang juga ada di telekomunikasi, energi, perdagangan dan investasi. Namun, BUMN harus bekerja keras untuk meraih peluang itu,” jelas Hatta.

Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) dan terbesar kedua di Asia, setelah China, Indonesia harus mulai melakukan ekspansi. “Apalagi kita mulai menyosong ASEAN Economic Community (AEC),” ungkap menteri kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini.

Hatta berharap kunjungannya ke Myanmar bersama rombongan besar BUMN ini tidak sia-sia. Saat ini sudah ada beberapa BUMN yang berinvestasi di Myanmar, seperti PT Timah Tbk dan PT Antam Tbk.
“Saya dengar Semen juga akan segera menyusul, berinvetasi di Myanmar,” tambahnya.

Sebagai negara yang memiliki peran dalam mendorong demokrasi di Myanmar, Hatta yakin kehadiran BUMN-BUMN dari Indonesia akan diterima dengan baik. “BUMN-BUMN tidak perlu khawatir, Pak Dahlan (Menteri BUMN) pasti mengizinkan. Saya juga sudah bilang ke Pak SBY bahwa Myanmar memiliki potensi,” tandas Hatta.

Duta Besar RI, Sebastianus Sumarsono menambahkan sebagai negara yang banyak membantu Myanmar dalam proses transisi demokrasi, investasi Indonesia masih tergolong kecil. Negara-negara seperti Jepang dan Korea sudah banyak melakukan investasi di Myanmar.

“Indonesia juga kalah dari Malaysia dan Singapura.  Bahkan kita juga disalip oleh Vietnam yang mulai melakukan ekspansi di Myanmar,” jelas Sumarsono.

Senada dengan Menko Perekonomian, Sumarsono juga menyatakan Myanmar banyak memiliki potensi.

“Semuanya ada di Myanmar, dari pertanian, perikanan, pertambangan, mineral perkembunan dan juga hutan (kayu),” terang Sumarsono.

Sementara itu sejumlah BUMN yang diajak Hatta berkunjung ke Myanmar adalah PT Timah Tbk, Bukit Asam, Pertamina, Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), Antam, PT Pupuk Indonesia, PLN, Wijaya Karya, Telkom Internasional, PT DI, Bulog, PT Inti dan Indofarma. Selain itu Hatta juga mengajak Kadin Indonesia dan sejumlah pejabat di Kemeterian Perdagangan dan BKPM.(awa)

Komentar Anda

comments