Meningkatkan Relasi Ekonomi, Indonesia-Azerbaijan

Pemerintah Indonesia dan Azerbaijan akhirnya melakukan upaya bersama dalam rangka meningkatkan kerjasama ekonomi kedua negara. Salah satunya, melakukan pertemuan guna membahas kerjasama dalam meningkatkan perdagangan diantara kedua negara.

Selama ini, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Azerbaijan, masih sangat terbatas. Bahkan, neraca perdagangan dua negara hingga saat ini, baru sebesar US $ 1,7 miliar. Dalam rangka itu pula, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung ke Azerbaijan untuk menggenjot neraca perdagangan kedua negara.

Selain pembahasan seputar perdagangan antar kedua negara, Hatta memanfaatkan ajang pertemuan tersebut untuk mempromosikan program-program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), khusus pada sektor minyak dan tambang.

Peningkatan Bilateral

Kehadiran perwakilan Indonesia di Azerbaijan ini, sekaligus menandakan keberadaan Indonesia menjadi sebuah poros ekonomi global. Realitas ini dapat dirasakaan ketika perekonomian dunia sedang dihantui ancaman krisis sebagai efek dari krisis yang melanda Eropa. Justru, perekonomian nasional tetap berdiri kokoh.

Keberadaan ini sekaligus menandakan Indonesia mampu berdiri tegak ditengah masyarakat dunia dengan bermodalkan prestasi yang gemilang. Pretasi yang dicapai ini, sekaligus menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki pertahanan ekonomi yang patut diperhitungkan dan menjadi contoh negara-negara lainnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Berkaitan dengan kunjungan Hatta di Azerbaijan, selain meningkatkan perdagangan juga membawa sejumlah misi termasuk untuk membuka pintu bagi Pertamina menggarap sektor migas di Azerbaijan, serta mempererat kerjasama di bidang ketenagakerjaan.

Dalam pandangan negara yang saat ini sedang membangun tower tertinggi di dunia, Indonesia sebagai negara penting dalam ekonomi dunia. Tak mengherankan, guna bertemu delegasi Indonesia, Presiden Ilham Heydar ogly Aliyev sampai menunda keberangkatannya ke Perancis.

Keberadaan Indonesia saat ini, memang sangat wajar  menjadi pusat perhatian masyarakat dunia. Bahkan, keberadaan Indonesia mulai diperhitungkan oleh dunia internasional. Apa lagi ekonomi nasional saat ini, berpotensi melakukan akselerasi disaat sebagian besar negara dunia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung negatif. Untuk ukuran Indonesia dengan ekonomi US$ 850 ribu pertumbuhan 6,4% tergolong tinggi. Pencapaian pertumbuhan ini, merupakan pencapaian tertinggi sejak negara ini berdiri.

Ketertarikan Azerbaijan akan Indonesia tertuang melalui State Oil Fund of The Republic of Azerbaijan (SOFAZ). Daya tarik ini di picu dengan adanya program-program yang dikumandangkan Hatta Rajasa melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), khususnya pada sektor minyak dan tambang.

Dalam kesempatan tersebut, Menkoperekonomian di dampingi Direktur Utama Pertamina, Deputi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), dan sejumlah pengusaha Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral terutama dibidang ekonomi dengan meningkatkan iklim perdagangan kedua negara.

Terkait kehadiran Dirut Pertamina,  direncanakan Pertamina akan masuk pada sektor minyak dan gas di Azerbaijan karena negara ini memiliki cadangan yang sangat besar. Sedangkan BNP2TKI dalam kunjungan tersebut, dikarenakan saat ini banyak TKI terlatih dan trampil yang sudah bekerja di berbagai kota di Azerbaijan. Terutama pada sektor minyak gas dan rumah sakit.

Magnet Investasi

Jauh sebelum dilakukannya kunjungan ini, Duta Besar Republik Azerbaijan untuk RI, Ibrahim A. Hajiyev, di Kantor Kemhan, Jakarta beberapa waktu lalu mengatakan,  ketertarikan pemerintah Azerbaijan pada pembangunan hubungan di bidang ekonomi dan invenstasi dengan Indonesia, dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negera yang menjadi prioritas Azerbaijan dalam kerjasama internasional.

Selain itu, pemerintahnya juga menaruh perhatian khusus pada kerjasama di bidang pertahanan dengan Indonesia. Terutama dalam masalah pengadaan persenjataan dan peralatan personel militer. Perhatian yang begitu besar ini dikarenakan militer di Azerbaijan, masih dalam tahap pengembangan kekuatan pertahanan.

Seperti penulis ketahui hubungan bilateral kedua negara ini berawal dari hubungan diplomatik pada tanggal 24 September 1992 yang ditandai penandatanganan Komunike bersama di Moskow. Peningkatan hubungan kedua negara ini semakin harmonis dengan dibukanya Kedutaan Besar Republik Azerbaijan di Jakarta pada Desember 2005 dan kantor KBRI di Baku pada bulan Oktober 2010.

Setidaknya dengan dibukanya kembali kran hubungan bilateral ini, mampu dimanfaatkan untuk  mengakselerasikan dalam  menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional dengan bermodalkan program MP3EI sebagai magnet daya tarik yang di tawarkan kepada Azerbaijan agar berinvestasi di Indonesia.

Selama ini, Azerbaijan dikenal sebagai negara yang paling pesat perkembangan industrinya terutama di bagian selatan kawasan Kaukasus. Dengan adanya kunjungan ini penulis berharap mampu meningkatkan neraca perdagangan antar kedua negara.(***)

 

Komentar Anda

comments