Pelajar Tangerang Bertekad Lestarikan Lingkungan

Pelajar Tangerang mendeklarasikan P2LP.
 BALARAJA- Semangat pelajar di Kabupaten Tangerang untuk menjadi bagian dari generasi muda yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup harus terus dikembangkan, karena Kota 1001 industri ini membutuhkan gagasan, ide serta partisipasi aktif kaum muda agar terhindar dari krisis ekologi yang tengah mengancam keberlangsungan kehidupan masyarakat.

Hal itu terangkum dalam Saresehan dan Deklarasi Pelajar Peduli Lingkungan Hidup (P2LH), Minggu, (1/7) di SMA Mandiri, Balaraja. Acara yang digagas oleh kelompok Siswa Pecinta Alam (Sispala) Ikatan Pecinta Alam SMA Mandiri (IPARI), Balaraja dan Balagiriwana SMA Negeri 19 Tangerang ini diikuti oleh puluhan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Tangerang.

Saresehan yang bertema “Ayo Kita Menanam Pohon, dengan Lebih Banyak Pohon yang tumbuh Semakin Asrilah Lingkungan disekitar Kita” tersebut tercurah berbagai gagasa

n siswa-siswi pelajar di Kabupaten Tangerang.Menurut Tatang, salah satu inisiator sekaligus deklarator organisasi P2LH  ini, gagasan awal siswa-siswi menghimpun diri karena dilatarbelakangi untuk mempererat tali silaturahmi diantara siswa, selanjutnya mereka ingin turut serta menjadi bagian dalam proses mengembalikan keseimbangan lingkungan hidup.

“Hari ini, kami selain melakukan saresehan dan deklarasi, juga menanam pohon disepanjang irigasi sebagai wujud kepedulian kami terhadap lingkungan,” Ucap pelajar SMA 19 Balaraja ini.

Sementara itu, Ade Priyanto, Ketua Forum Komunikasi Penggiat dan Pecinta Alam Tangerang (FKPPAT) mengatakan, saat ini masih banyak masyarakat yang memandang nilai ekonomis pohon hanya dari aspek nilai batang pohonnya saja, belum sampai pada nilai ekologis, sehingga kecintaan serta kegemaran menanam pohon sebagai bagian untuk menyelamatkan kerusakan lingkungan belum dipandang menjadi sebuah kebutuhan.

“Dengan lahirnya organisasi ini, kami berharap peran aktif pelajar bisa mengubah paradigm berfikir masyarakat, hal ini bias dimulai dari tingkat sekolah,” tegasnya.

Kampanye penyelematan lingkungan hidup, menurut peserta saresehan lainnya harus dimulai ditingkat sekolah, seperti diungkapkan Rifki, penggiat pecinta alam dari Curug. Menurutnya sekolah memiliki tanggungjawab untuk mengubah pola piker siswa agar tidak semena-mena memperlakukan alam.

“Siswa harus didorong agar berperilaku hidup ramah lingkungan, sehingga kurikulum pendidikan lingkungan hidup sangat penting menjadi bagian dari sistem pendidikan di sekolah,” tegasnya.

Hal tersebut diamini oleh Romly Revolvere, Penggiat Lingkungan Hidup Tangerang yang menjadi salah satu narasumber dalam saresehan tersebut mengatakan, saat ini pola pendidikan di sekolah masih berdasarkan pendekatan antroposetrisme, alam masih dipandang menjadi bagian diluar hidup manusia, sehingga manusia bisa memperakukannya semena-mena.

“Berbagai fakta kerusakan lingkungan hidup yang terjadi saat ini karena salahnya paradigma manusia dalam memperlakukan alam, sehingga dunia pendidikan memiliki tanggungjawab besar untuk mengubah perilaku manusia tersebut,” tegasnya.

Perubahan tersebut, lanjut Romly pertamakali dengan menanamkan kecintaan serta tanggungjawab peserta didik terhadap keberlangsungan semua makhluk hidup dibumi ini dengan revolusi pendekatan sistem pendidikan dari antroposentrime ke ekosentrime.

“Sejak dibangku sekolah, setiap individu harus ditanamkan kesadaran menjadi bagian integral dari alam semesta, sehingga perilaku hidup senantiasa menghargai dan dapat selaras dengan alam,” pungkasnya.

Organisasi Pelajar Peduli Lingkungan Hidup (P2LH) ini akan terus mengkampanyekan program penyelamatan lingkungan yang salah satunya mengajak pelajar lainnya untuk menjadi bagian dari organisasi ini.

“Kami akan terus menyuarakan penyelamatan lingkungan dengan menggelar berbagai kegiatan, ti hari satunya seperti hari ini, ada saresehan, pegelaran musik dan saresehan untuk menampung kreativitas pelajar dalam rangka menyelamatkan lingkungan hidup,” pungkas Kurniawan, Ketua Panitia Kegiatan.(rls)

Komentar Anda

comments