Pembunuh Izzun Harus Dihukum Mati

LEGOK, Kasus pembunuhan sadis mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah, Izzun Nurhidayah mulai menemukan titik terang. Menyusul Muhammad Soleh atau Oleng otak utama pembunuhan dihadirkan pada saat rekonstruksi ulang adegan pembunuhan biadab tersebut.

Rekonstruksi menemukan 32 adegan, dimulai dari saat mahasiswi jurusan Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah semester 12 ini, dibawa ke Tempat Kejadian Perkara di Jalan TPA DKI, Desa Ciangir, Kecamatan Legok, smapai korban dibuang di jalan tersebut.

Kapolresta Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo mengatakan, dalam adegan rekonstruksi terdapat temuan tersangka kembali memperkosa Izzun di atas sepeda motor secara bergilir.

“Di TKP mereka juga memperkosa korban. Tidak hanya satu orang, tetapi secara bergantian sebelum akhirnya membunuh korban dengan sadis,” ujarnya kepada Tagsel Pos, Senin (30/4).

Dalam rekonstruksi tersebut, Bambang mengatakan tidak ada adegan yang terbantahkan, juga tidak ada yang dilebih-lebihkan. “Semua Adegan dilakukan dengan murni apa yang mereka alami,” katanya.

Tak Pernah Bertemu

Hasil rekonstruksi itu, terdapat keanehan. Pelaku utama mengaku tidak pernah bertemu korban.

“Oleng mengaku tidak pernah bertemu korban. Dia mengenal korban dari teman dekatnya yaitu Indra yang bisa dikatakan adalah teman dekat korban,” ungkap Kasat reskrim Polresta Tangerang Shinto Silitonga.

Shinto mengatakan, Indra saat ini masih DPO sering menggunakan handphone Oleng untuk menghubungi korban. Setelah itu Oleng menjadi sering berkomunikasi dengan korban.

Shinto mengatakan, saat ini pihaknya akan terus mengejar Indra untuk mengetahui lebih lanjut terkait modus pembunuhan tersebut.

”Dari Indra, Oleng terus berkomunikasi dengan korban dan korban yang laptopnya dipinjam Indra juga menagih laptopnya kepada Oleng.”Kita saat ini tengah memburu Indra, untuk mengetahui bagaimana hubungannya dengan korban, sehingga Oleng bisa mengajak korban ke rumahnya,” terangnya.

Kesal karena korban terus menagih laptop, lalu korban dijanjikan mendapatkan laptopnya kalau korban pergi ke rumah Oleng,” paparnya.

Hukum Mati

Pihak kampus Universitas Syarif Hidayatullah (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat Timur (Ciptim) mengecam tindakan para pelaku pembunuh Izzun Nadlyah.

 

Pihak kampus menilai hukuman mati adalah pantas bagi para pelaku, yang diotaki pacar korban sendiri.

”Kampus meminta untuk memproses hukuman mati kepada mereka. Saya kira hukuman mati memang pantas,” kata Pembantu Rektor UIN Syarif Hidayatullah Bidang Kemahasiswaan Sudarnoto Abdul Hakim, di ruang kerjanya, kemarin (30/4).

Dia menambahkan, terbunuhnya Izzun merupakan sesuatu yang sudah direncanakan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya para tersangka ditangkap pihak kepolisian.

”Kita lihat semua adegan dan dan fakta-fakta, kejahatan ini bukan sekadar pemerasan bahkan sampai merencanakan pembunuhan, dilakukan dengan mengundang kawan-kawannya. Ini memang sangat direncanakan,” tambahnya.

Usai ditangkapnya pelaku pembunuh Izzun, pihak rektorat dan keluarga Izzun pun melakukan pertemuan membahas masalah pelaku pembunuh Izzun.

“Keluarganya masih berada di Komnas HAM untuk melaporkan kejadian ini. Pihak kampus juga sudah membentuk tim kuasa almarhum yang terdiri dari pengacara serta Dekan FISIP UIN,” lanjut Sudarnoto.

Sebelumnya pada Sabtu (7/4), Izzun ditemukan tewas di Jalan Ciangir, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang. Izzun dibunuh secara sadis gara-gara sebuah laptop. Pelaku marah ketika Izzun meminta laptopnya dikembalikan.

Komentar Anda

comments