Jenderal Moeldoko Kuda Hitam Cawapres Jokowi

Palapanews.com- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko yang sekarang menjabat Kepala Staf Presiden (KSP) dinilai bisa menjadi “kuda hitam” sebagai calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Sosok Moeldoko lebih baik, ketimbang Jokowi mengambil figur lain dari kalangan militer, seperti Gatot Nurmantyo.

“Kontestasi Pilpres 2019 mendatang sangat cocok paket Sipil-Militer. Penilaian ini berangkat dari stabilitas negara yang sudah seringkali menggunakan isu SARA sebagai tema-tema politik,” kata Maman Dharmansyah, Penggiat Forum Isu Strategis-Jakarta (FIS-Jakarta), Senin (16/4).

Selain itu, dengan mengambil Moeldoko sebagai pasangannya, Jokowi dipastikan bisa mengimbangi kekuatan pesaingnya. Karena dengan majunya Prabowo Subianto, maka Jokowi harus mengambil kalangan militer. Moeldoko, kata Maman yang juga tokoh pemuda Jawa Barat ini, sepanjang pergerakannya sebagai KSP tidak pernah melakukan manuver politik yang menyebabkan pemerintahan Jokowi-JK goncang. Ia (Moeldoko, Red) kerap mengklarifikasi serangan terhadap Jokowi.

“Kapasitasnya sebagai KSP posisi Moeldoko sudah tepat,” tegas Kang Maman -demikian sapaan akrab alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.

Selain itu, lanjut dia, figur Moeldoko bisa membuka ruang kompromi koalisi partai politik pendukung Jokowi. Akan lebih rumit rasanya, kata dia, jika Jokowi mengambil cawapres dari salah satu tokoh parpol. Hal itu bisa memecah komposisi koalisi parpol tadi. “Maksud saya akan terjadi perdebatan yang lumayan panjang. Karena masing-masing parpol akan mengajukan kandidat internalnya,” tegas dia.

Jika melihat selera Jokowi, Kang Maman tambahkan, Jokowi akan lebih menyukai cawapresnya yang loyal, mau bekerja dan tidak bermanuver selama kepemimpinannya nanti. Selain itu, Moeldoko dinilai mampu merekonsiliasi poros lain dalam pertarungan pilpres mendatang.

Sebelumnya, Relawan Militan Joko Widodo Mania (JO-MAN) juga mengusulkan nama Moeldoko. Ketua JO-MAN Imanuel Ebenezer menilai Moeldoko bebas dari beban masa lalu, semisal soal pelanggaran HAM, kasus hukum dan korupsi.

“Moeldoko lebih representatif dan reputasinya baik,” tandasnya. (one)

Komentar Anda

comments