Warga Korban Penggusuran Mulai Terserang Penyakit

Sementara Tinggal di Kuburan

Palapanews.com Penertiban bangunan liar (bangli) yang berlokasi di RT 02 dan RT 04, RW 06 Kelurahan Penunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang berujung pilu.

Pasalnya, warga yang terkena penertiban mulai terserang penyakit karena harus bertahan (beristirahat) di ruang terbuka (diatas makam).

Salah satu warga yang dikabarkan sakit adalah Sugani yang notabene sebagai seorang guru sekolah dasar (SD) Wali Kota Tangerang?.

Tak hanya itu, mirisnya, dalam kondisi sakit, Sugani masih mempertanyakan keberadaan Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah untuk bertemu dan menanyakan kejelasan dan perhatian dari Walikota Tangerang.

“Iya, bapak lagi sakit, sekarang lagi tiduran aja tuh,” Kata Ibu Ani, istri dari bapak Sugani.

“Bapak itu dulu gurunya pak Walikota Arief di SD 6 Terpadu, nih pak yang diajar sama bapak tuh pak Arief, terus adiknya yang cewe, terus adiknya yang cowo tuh si diki,” tambahnya.

Meskipun dalam kondisi sakit, jelas ibu Ani, pak Sugani masih juga ingin bertemu dengan Walikota Tangerang.

“Si bapak sakit-sakit juga nanyain wali kota mulu, mau ketemu katanya, mau minta tolong kayaknya,” jelas Ibu Ani.

Sebelumnya, ratusan masyarakat yang tinggal di RT 02 dan RT 06/06 Kelurahan Penunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang harus kehilangan tempat tinggalnya.

Pasalnya, rumah yang sudah ditempati belasan tahun tersebut terpaksa dibongkar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang karena berada di lahan fasos fasum milik pemerintah daerah.

Salah satu warga yang terkena penertiban, Ibu Fadillah mengatakan, pihaknya mengetahui jika bertempat tinggal di lahan milik pemerintah, tapi selayaknya diberikan waktu untuk mem bereskan dan mengosongkan tempat tinggalnya.

“Seharusnya diberikan batas waktu, jangan dadakan seperti ini,” kata Ibu Fadillah.

Wanita yang sudah berdiam sejak 2009 pun menambahkan, jika dirinya juga mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk biaya mencari kontrakan.

“Saya ingin adanya bantuan dari pemerintah untuk biaya mengontrak,” tegasnya.

Diketahui, lahan fasos fasum milik Pemkot Tangerang tersebut sudah dihuni oleh masyarakat sejak tahun 80-an, dan dihuni sekitar 170 kepala keluarga.

Dalam penertiban tersebut, rumah semi permanen dibongkar menggunakan alat berat. (ydh)

Komentar Anda

comments