Rais Aam PBNU Silaturahim Tokoh Lintas Agama di Kota Manado

KH Ma’ruf Amin

Palapanews.com- Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin menyambangi ujung utara Indonesia, Kota Manado, Sulawesi Utara. Kunjungannya tersebut untuk bersilaturahim dengan para ulama, Pengurus Wilayah NU Sulawesi Utara dan tokoh lintas agama.

Menurut KH Ma’ruf Amin, dipilihnya Kota Manado kali ini lantaran karena kota tersebut dikenal dengan kehidupan toleransi beragamanya sehingga masyarakatnya bisa hidup berdampingan.

“Kita harus terus mengampanyekan bahwa semua agama mengajarkan kedamaian. Makanya PBNU berinisiatif untuk bertatap muka dengan para ulama dan tokoh lintas agama, tokoh masyarakat dan pejabat daerah setempat,” jelasnya, Kamis (17/8/2017) kemarin.

Ia menambahkan, kunjungan itu guna meminta masukan, bertukar pikiran dengan para tokoh mengenai perkembangan isu-isu keagamaan yang cenderung dimanfaatkan untuk memecah belah masyarakat.

Dikatakan KH Ma’ruf, momentum Hari Kemerdekaan ke-72 ini dimanfaatkan untuk menumbuhkan toleransi dan perdamaian kepada seluruh elemen bangsa. Ia menegaskan, rasa toleransi antar-sesama merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan keberkahan kepada Indonesia berupa kemerdekaan.

“Tanpa adanya kebersamaan masyarakat, rasanya sulit kita sebagai sebuah bangsa mampu menghadapi segala macam tantangan. Kita jangan sampai tercerai-berai dan harus tetap utuh,” ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia tersebut.

Selain menghadiri halaqoh tokoh lintas agama, KH Ma’ruf akan memberikan kuliah umum seputar ekonomi syariah di Auditorium Universitas Sam Ratulangi.

Kegiatan halaqoh tokoh lintas agama tersebut mendapat apresiasi dari Koordinator Jaringan Gusdurian Sulawesi, Suaib Amin Prawono.  Menurutnya, aksi seperti sangatlah tepat di tengah situasi bangsa yang sempat diwarnai konflik bernuansa SARA, pertarungan ideologi bahkan aksi terorisme.

“Halaqoh lintas agama yang dilakukan sangat tepat,” tandasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Suaib menuturkan perlu ada  tokoh sentral yang konsisten menyuarakan semangat toleransi dan perdamaian pasca-wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dinobatkan sebagai tokoh pluralisme.

Selama ini, ia mengaku terus mengikuti sepak terjang KH Ma’ruf yang mengunjungi daerah-daerah di Indonesia. Dalam setiap kunjungannya, KH Ma’ruf selalu mengusung isu-isu toleransi, keberagaman, perdamaian.

“Menurut saya KH Maruf layak dinobatkan sebagai tokoh perdamaian,” tegas Suaib yang sekarang sedang melakukan riset mengenai sistem pendidikan keagamaan di Kota Manado.

Ia menyontohkan, ketika eskalasi politik Pilkada DKI Jakarta memanas, sosok KH Ma’ruf mampu menjadi penengah dua kelompok yang berbeda pandangan. Ditambah lagi KH Ma’ruf pernah memberikan perlindungan kepada warga etnis Tionghoa yang menjadi korban Tragedi Mei 1998. Rumahnya di kawasan Koja Jakarta Utara dijadikan penampungan.(red)

Komentar Anda

comments