Pengembangan Seni & Budaya di Banten Masih Terbelakang

Komunitas cinta Banten foto bersama usai bertemu dengan relawan Rano-Embay. (one)
Komunitas cinta Banten foto bersama usai bertemu dengan relawan Rano-Embay. (one)

Palapanews.com- Ketua Komunitas Cinta Banten, Uten Sutendy menilai pembangunan sejumlah sektor di Provinsi Banten masih jauh tertinggal dibandingkan daerah lain. Salah satunya, yakni pembangunan kesenian dan kebudayaan.

“Ini terjadi karena adanya pembiaran dari penguasa. Faktor kepemimpinan korup sebelumnya menjadi salah satu penyebab keterpurukan,” tegas budayawan tersebut dalam temu acara Komunitas Cinta Banten dan Relawan Rano-Embay di Banten Resto, Pamulang, Sabtu (3/12/2016) kemarin.

Akibat kondisi tersebut, diakui Uten pembangunan di Banten hanya dinikmati segelintir orang. “Kepemimpinan Banten yang terdahulu membuat Banten sulit maju. Apalagi (pemimpinnya) memang terbukti dan sudah tersangkut hukum,” jelasnya.

Masih menurut Uten, nilai-nilai kebantenan harus dikembalikan ke arti yang sesungguhnya. Misalnya, soal Jawara. Menurutnya Jawara itu artinya bukan untuk gagah-gagahan semata. Jawara Banten itu adalah betul-betul membela kebenaran. “Murni membela rakyat,” tegasnya.

Selain itu Ulama. Menurutnya, Ulama sudah menjadi ciri khas Banten sejak ratusan tahun silam. Hal tersebut kurang mendapat posisi yang baik dalam strata pemerintah di Tangsel dan Banten.

“Harusnya jadi suara ulama juga harus didengarkan untuk mendukung pembangunan daerah,” tegasnya.

Ia berharap, pemimpin Banten ke depan tak lagi hanya mementingkan kelompok tertentu saja. Pemimpin mendatang, diakuinya jangan lagi ada kaitan kasus hukum.

“Banten harus berubah. Memberikan peluang yang besar kepada “akar” baru. Akar lama sudah terbukti penyakit korup,” jelasnya. (one)

Komentar Anda

comments