Deteksi Dini Rematik Cegah Bengkok Sendi dan Kelumpuhan

dr Sandra Sinthya Langow. (bud)
dr Sandra Sinthya Langow. (bud)

Palapanews- Anda sering mengalami rasa nyeri di sendi? Jika ya, jangan anggap remeh sakit Anda itu. Bisa jadi Anda telah terserang sakit rematik. Keluhan nyeri sendi merupakan gejala yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat umumnya menganggap bahwa penyakit rematik adalah penyakit yang tidak berbahaya. Padahal jika tidak segera diobati, rematik bisa menimbulkan gangguan permanen. Gangguan yang terjadi bisa saja ringan, seperti kaku dan bengkak sendi. Namun, bila lanjut dapat terjadi cacat permanen seperti bengkok sendi bahkan bisa mengalami kelumpuhan.

Demikian, diungkapkan dr. Sandra Sinthya Langow SpPD-KR di acara Media Gathering bertajuk  “Jumpa Spesialis” bertempat di Ruang Meeting Management lt. 11 Siloam Hospital Lippo Village Karawaci, Jum’at (28/08/2015).

Pada topik yang diangkat yaitu mengenai Deteksi Dini Penyakit Rematik, dokter Sandra yang merupakan satu-satunya dokter Internist Rheumatologist di Siloam Hospitals dan satu-satunya ahli di Provinsi Banten ini, memaparkan secara gamlang tentang pengenalan penyakit rematik dan langkah yang harus segera dilakukan.

Dokter berwajah cantik itu menjelaskan bahwa penyakit rematik bisa disebabkan oleh lebih dari 100 jenis penyakit. Masing-masing rematik memiliki sebab yang berbeda-beda sehingga cara pengobatannya pun berbeda.

“Beberapa penyakit rematik luar sendi cukup berespon baik dengan obat penghilang sakit dan suntikan pada jaringan lunak seperti; tringger finger (nyeri dan kaku pada jari tangan), faciitis plantaris (radang pada telapak kaki) atau radang pada jaringan lunak di bahu,” jelas dokter Sandra.

Namun, sebaliknya, tegas dokter yang tinggal di kawasan Tangerang ini, ada penyakit rematik tertentu yang membutuhkan obat khusus untuk mencegah bengkok sendi, contohnya pada Rheumatoid Artritis.

Dokter Sandra mengingatkan agar mewaspadai jika mengalami 3 hal sebagai berikut; pertama nyeri pada lebih dari 2 sendi di seluruh tubuh terutama pada jari-jari tangan dan pergelangan tangan, “Tetapi juga dapat mengenai bahu, siku, lutut atau jari-jari kaki.”

Tanda lainnya yakni bengkak pada persendian tersebut tadi dan yang ketiga mengalami kaku di pagi hari yang berlangsung lebih dari 1 jam. “Segeralah berkonsultasi dengan Rheumatologist apabila menemukan gejala-gejala tersebut, sebab untuk memastikannya harus dengan dokter ahlinya,” kata dokter yang menghabiskan waktu tiga tahun untuk menjadi spesialis itu menegaskan.

Lebih jauh dokter Sandra menguraikan bahwa selain Rheumatoid Artritis, nyeri pada persendian juga bisa jadi gejala awal dari penyakit Lupus. Penyakit rematik autoimun ini, sering disebut penyakit seribu wajah karena gejalanya beraneka-ragam. Awalnya, penderita Lupus mengeluhkan nyeri sendi saja tapi kemudian diikuti oleh gejala lainnya.

Waspada nyeri sendi yang menetap disertai rambut rontok, sariawan berulang dan ada bercak kupu-kupu di wajah. “Diagnosis dini Lupus sangat penting karena bisa menyerang organ vital seperti jantung, paru, ginjal dan otak. Bila terlambat diobati maka bisa fatal akibatnya organ-organ tersebut bisa rusak,” tandanya.

Berdasarkan data, dua penyakit di atas lebih lebih banyak menyerang kaum hawa. Berbeda dengan penyakit Ankylosing Spondylitis (AS) banyak menyerang laki-laki berusia muda sebelum usia 30 tahunan. Gejala awalnya adalah nyeri pinggang dan bokong. Nyeri biasanya berat saat pagi hari dan membaik setelah beraktifitas.

“Sekali lagi, bila merasakan keluhan tersebut segeralah konsultasi dengan Rheumatologist. Pengobatan dini dapat mencegah penyatuan tulang belakang (bamboo spine) sehingga mencegah terjadinya cacat permanen,” pungkas dokter Sandra. (bud)

Komentar Anda

comments