Jamkesda Tak Jamin Berobat Gratis di RSUD Tangsel

RSUD Kota Tangerang SelatanPalapa News – Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) Kota Tangerang Selatan belum sepenuhnya menjamin biaya pengobatan pasien rawat inap di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Pemerintah Kota Tangerang Selatan menjadi gratis. Pada kenyataanya pasien peserta Jamkesda masih harus merogoh isi kantongnya untuk menebus beberapa jenis obat dan infusan yakni kantung atau cairan infus yang harganya lumayan mahal.

Seperti dialami salah seorang pasien DBD atau demam berdarah yang dirawat di ruang Mawar 8, kelas III RSUD Tangsel, Pipit dan beberapa pasien lainnya. Selama empat hari sejak dirawat inap, Selasa (4/6) hingga Jumat (7/6), Pipit menghabiskan hampir Rp 800 ribu untuk keperluan menemus resep dokter berupa obat dan infus di apotek terdekat.

“Petugas apotek (RSUD) bilang barangnya nggak ada Bu, beli di apotek aja. Akhirnya saya beli di apotek tidak jauh dari rumah sakit. Saya kaget harganya Rp 307 ribu satunya padahal saya dikasih uang Rp 150 ribu sama adik saya. Akhirnya saya balik lagi ngambil uang,” terang Atik, yang menginap untuk menjaga adik perempuannya, Pipit, yang tengah dirawat.

Dan menurutnya, belum habis infusannya, perawat sudah memberi resep baru dari dokter untuk mengambil infus. Lagi-lagi stok barangnya tidak ada saat akan diambil di apotek RSUD. Kembali Atik pun menebus resep di apotek dekat RSUD. Kali ini, untuk 2 infusan seharga Rp 256 ribu. “Kalo begini sama aja nggak gratis, masa stoknya abis terus,” keluh warga yang tinggal di RT02/RW02 Kelurahan Serpong ini.

Bahkan sebelum pulang meninggalkan rumah sakit mestinya, Pipit harus kembali cek darah. Namun, petugas merujuknya untuk cek darah di rumah sakit swasta di kawasan Cimanggis, Ciputat karena tidak bisa dilakukan di RSUD. “Kurang jelas apanya yang ga ada gitu,” ucap Pipit, yang akhirnya tidak sempat dicek darah di laboratorium.

Ada juga kejanggalan yang terlihat saat membaca kwitansi pembayaran resep yang dikeluarkan apotek. Di sana terbaca jelas tulisan di item untuk pembayaran yang semestinya tertulis nama barang atau jenis obat yang ditebus tapi malah berisi nama dokter yang mengeluarkan resep. “Aneh, ko terlulis nama dokternya,” kata Pipit yang dibolehkan pulang setelah 4 hari dirawat inap sambil menunjukan kwitansi bukti pembayaran.

“Kasihan ibu yang disebelah saya, dia sempet bilang gimana kalo orang nggak punya kaya saya ini,” kata Pipit menirukan ucapan pasien lansia di sebelahnya yang terlihat bingung.(bud)

Komentar Anda

comments