Pengusaha Tahu Jabotabek Stop Produksi Selama Tiga Hari

TANGERANG – Terus meningkatnya harga kedelai sejak dua bulan terakhir, membuat sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Tahu Indonesia (Hipertindo) se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) menjerit.

Lantaran hal itu, mereka bersepakat akan memboikot produksi tahu hingga 3 hari mendatang. Dengan harapan, harga kedelai yang terus melambung tersebut bisa diturunkan harganya oleh pemerintah.

“Karena kami rugi terus, kami akan memboikot produksi tiga hari. Kami akan stop beli kedelai sementara waktu dan akan menghilangkan tahu di Jabodetabek selama 3 hari,” kata Johanda Fadhil, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hipertindo Pusat, di Hotel Permata, Cikokol, Kamis (10/5).

Johanda mengatakan, kenaikan harga kedelai yang normalnya hanya Rp5500-Rp5800, menjadi Rp7000 sejak dua bulan terakhir membuat pengusaha tahu dan tempe merugi.

“Ruginya lagi, sudah harga kedelai naik begitu tinggi, kualitasnya pun sangat rendah. Sehingga, kerugian semakin membengkak. Makanya, tujuan kami menyetop produksi tahu ini agar harga kedelai diturunkan. Kalau tidak kami akan terus melakukan boikot,” tegasnya.

Ada sesuatu yang tidak wajar, harga naik 1000 per kilogram dengan mutu yang rendah. 1 kwintal untuk 1000 potong tahu super, kalau kualitas rendah hanya 800 potong.

Ketua Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Koptti) Kota Tangerang Asep Hidayat, mengontrol kedelai langsung oleh pemerintah. “Produksi tahu tempe sudah merugi. Mereka bisa bertahan, mereka akan kehilangan momen. Pemerintah harus menyikapi persoalan yang ada,”

10.000 se-Jabodetabek, di Kota Tangerang saja 2000 pengusaha, tersebar 13 kecamatan. Selama tidak produksi mereka diam diri. Karena produksi juga rugi. “Distribusi di pasar sulit, karena diatur oleh agen di pasar. Karena kekompakan

Pemerintah harus dikontrol, kenapa tahu tempe tidak menghasilkan keuntungan. Agen-agen di pasar mengerti. “Bela-bela hutang, kalau berhenti langganannya hilang,”

3 bulan sebelum isu kenaikan BBM naik, tapi BBM tidak jadi naik kedelai sudah naik. 60 persen terancam, kekuatannya hanya sebulan. “Harga kedelai paling tinggi kami harapkan hanya diangka Rp5500-Rp5600 masih bisa bertahan dan ada keuntungan. Kalau seperti sekarang rugi,” katanya.

Jangka pendek, Rp1200-Rp1300 ancer-ancer naik antara Rp100-Rp200 per buah. Hal itu dilakukan agar kebutuhan bahan baku 4000 ton/hari se-Jabodetabek, untuk tahu tempe dan olahan lainnya. Masalahnya yang megang peran bukan pemerintah. “Kebutuhannya tidak turun, ini harganya tetap, tapi bahan baku naik terus. Ini yang membuat kami terus merugi. Makanya ada upaya menaikkan harga tahu,” katanya.

70 pengusaha tahu kolaps, yang produksi antara 1-2 ton, sementara ada ratusan pengusaha yang menghentikan usahanya karena tidak kuat biaya produksi dasional yang didapat timpang.  (RAZ)

– Tahu Super Rp1200 naik Rp200
– Tahu Jumbo Rp1700 naik Rp200
– Jumbo Biasa Rp1400 naik Rp200
– Tahu Jambi Rp290 naik Rp50
– Tahu Goreng Rp17000 naik Rp3000
– Tahu Bandung Rp300 naik Rp50

Komentar Anda

comments